Lalu Umar bergegas pulang dan merenungi kalimatnya tersebut, keesokan harinya ia mengatakan “Tidak bisa di biarkan Muhammad, gara-gara Muhammad, ada seorang wanita yang hijrah tengah malam, gara-gara Muhammad, seorang kakak dan adik, ayah dan ibu saling bermusuhan satu sama lain. Maka hari ini aku akan membunuh Muhammad.”
Kemudian, Umar dengan tergesa-gesa menuju rumah Nabi Muhammad SAW mengenakan baju perangnya dan pedang di lengannya, namun ditengah perjalanan Umar bertemu dengan Naim Bin Abdillah, beliau ini seorang muslim tapi ia menyembunyikan ke-Islaman-nya.
Baca Juga: Hasan Basri: 75 Tahun Kemerdekaan RI dan Lahirnya Peradaban Baru
Naim berkata “Mau kemana wahai Umar?” Umar pun menjawab “Aku hendak membunuh Muhammad,”
“Tenang, kau lihat dulu ke rumah adikmu, Fatimah, Adikmu itu sesungguhnya juga adalah seorang Muslim.”
Maka marahlah Umar, Umar yang tadinya hendak pergi kerumah Rasulullah pun akhirnya pergi kerumah adiknya.
Sesampai di rumah adiknya, sayup-sayup terdengar Fatimah dan adiknya Said Bin Amar sedang membacakan ayat-ayat suci Alquran.
Lalu Umar mengetuk pintu dengan paksa, kemudian mendobrak pintu tersebut, lalu Umar mengatakan “apa yang Kalian baca.”
Baca Juga: Doa Sebelum dan Sesudah Belajar, Arab Beserta Latin dan Artinya
Fatimah awalnya menyembunyikan hal tersebut, namun pada akhirnya Umar mengatakan “katakan padaku apa yang kalian baca? Aku ingin juga membacanya,”