Khutbah Jumat Bulan Rajab: Isra Mi’raj Refleksi Kesadaran Peningkatan Kualitas Ibadah Shalat

- 18 Januari 2024, 21:00 WIB
Khutbah Jumat Bulan Rajab: Isra Mi’raj Refleksi Kesadaran Peningkatan Kualitas Ibadah Shalat
Khutbah Jumat Bulan Rajab: Isra Mi’raj Refleksi Kesadaran Peningkatan Kualitas Ibadah Shalat /tangkap layar

MANTRA SUKABUMI – Bulan Rajab, salah satu bulan suci dalam kalender Islam, selalu dihiasi dengan keberkahan dan kemuliaan.

Meskipun dalam tradisi Islam tidak terdapat keterkaitan khusus antara bulan Rajab dengan ibadah sholat, namun keberkahan waktu ini dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk merenung tentang hakikat sholat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sholat, sebagai salah satu rukun Islam, memegang peran sentral dalam membina hubungan spiritual antara seorang hamba dengan Penciptanya. Terlebih buah dari isra mi’raj adalah datangnya perintah shalat.

Berikut khutbah dengan tema Isra Mi’raj refleksi kesadaran peningkatan kualitas ibadah shalat:

KHUTBAH I

الحمد لله ربِّ العالمين والْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقين ولا عُدْوانَ إلَّا عَلى الظَّالمِين وأشهد أنْ لا إله إلاالله وحده لا شريك له ربَّ الْعالمين وإلَهَ المُرْسلين وقَيُّوْمَ السَّمواتِ والأَرَضِين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوثُ بالكتابِ المُبين الفارِقِ بَيْنَ الهُدى والضَّلالِ والْغَيِّ والرَّشادِ والشَّكِّ وَالْيَقِين والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِْيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah.

Bulan Rajab, salah satu bulan suci dalam kalender Islam, selalu dihiasi dengan keberkahan dan kemuliaan.

Meskipun dalam tradisi Islam tidak terdapat keterkaitan khusus antara bulan Rajab dengan ibadah shalat, namun keberkahan waktu ini dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk merenung tentang hakikat sholat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Shalat, sebagai salah satu rukun Islam, memegang peran sentral dalam membina hubungan spiritual antara seorang hamba dengan Penciptanya.

Kita telah diberikan kehormatan untuk berkomunikasi langsung dengan Allah melalui sholat, suatu bentuk ibadah yang mencerminkan rasa ketaatan, pengabdian, dan ketaqwaan.

Dalam pengembaraan kehidupan ini, kita senantiasa dihadapkan pada berbagai cobaan dan godaan yang menghampiri.

Oleh karena itu, pemahaman akan hakikat sholat sangatlah penting. Sholat bukan hanya sekadar rutinitas ibadah, tetapi merupakan perjumpaan jiwa dengan Sang Pencipta, suatu momen ketenangan dan refleksi dalam kehidupan yang penuh dinamika.

Dalam bulan Rajab yang penuh berkah ini, marilah kita mengulik kembali hakikat sholat sebagai landasan utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Semoga pemahaman ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi untuk meningkatkan kualitas sholat kita, sehingga setiap gerakan dan dzikir yang kita lakukan menjadi puncak dari pengabdian kita kepada Allah SWT.

Sholat adalah salah satu rukun Islam yang memiliki kedudukan penting dalam kehidupan seorang Muslim. Hakikat sholat mencakup aspek ibadah, spiritual, dan moral. Berikut adalah beberapa aspek hakikat sholat:

1. Ibadah kepada Allah: Sholat merupakan bentuk ibadah langsung kepada Allah. Dalam sholat, seorang Muslim berkomunikasi secara langsung dengan Sang Pencipta, mengakui kebesaran dan keesaan Allah, serta menyatakan ketaatan dan ketergantungan kepada-Nya.

2. Ketaatan dan Pengabdian: Sholat adalah tanda ketaatan dan pengabdian seorang Muslim kepada Allah. Melalui sholat, seorang Muslim menunjukkan ketaatannya terhadap perintah Allah dan menegaskan kesediaannya untuk mengabdi kepada-Nya.

3. Pembersihan Spiritual: Sholat bukan hanya sekadar gerakan fisik, tetapi juga melibatkan pembersihan spiritual. Dalam sholat, seorang Muslim diharapkan membersihkan hati dan jiwa dari dosa, mencari keampunan Allah, dan meningkatkan kualitas spiritualnya.

4. Waktu Khusus dengan Allah: Sholat memberikan kesempatan kepada seorang Muslim untuk memiliki waktu khusus dengan Allah. Setiap kali seseorang sholat, ia memiliki kesempatan untuk merenung, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah tanpa gangguan dunia luar.

5. Latihan Ketaqwaan: Sholat adalah latihan ketaqwaan, yaitu kesadaran dan ketakwaan kepada Allah. Dalam setiap gerakan sholat, seperti rukuk dan sujud, seorang Muslim diingatkan akan ketaqwaannya dan kewajibannya untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.

6. Pengendalian Diri: Sholat melibatkan pengendalian diri dalam menjalani ritual yang terstruktur. Ini melibatkan kedisiplinan dan kesabaran dalam menjalankan gerakan dan bacaan tertentu, serta menuntut kesungguhan dan konsentrasi.

7. Sarana Koneksi Umat Muslim: Sholat juga berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan umat Muslim secara kolektif. Sholat lima waktu merupakan cara bagi umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu dalam ibadah yang sama, memperkuat ikatan keislaman mereka.

8. Hakikat sholat ini mencerminkan nilai-nilai spiritual dan etika yang diajarkan oleh Islam. Sholat bukan hanya ritual fisik semata, tetapi juga merupakan sarana untuk mencapai kedekatan dengan Allah dan pengembangan karakter yang baik.

Pengertian shalat menurut etimologi adalah doa dan pujian, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memuji Nabi, wahai orang-orang yang beriman, berdo’alah untuk Nabi dan ucapkanlah salam kehormatan kepadanya”. (Q.S. al-Ahzab, 56).

Pengertian shalat menurut terminologi adalah “Beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan syarat rukun tertentu”. Pengertian di atas, baru menggambarkan bentuk shalat secara lahiriyah.

Agar melengkapi semua itu, kita ikuti definisi shalat dari segi hakikatnya yaitu: “Menghadapkan hati kepada Allah sehingga dapat mendatangkan rasa takut kepada-Nya dan menanamkan dalam jiwa rasa keagungan-Nya dan kesempurnaan-Nya”.

Shalat sempurna adalah shalat dengan kriteria di atas, shalat yang dilakukan dengan memenuhi syarat, rukun dan ketentuan lain serta diikuti dengan gerakan kejiwaan. Dengan demikian ibadah shalat itu akan berdampak pada sikap mental kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang telah melakukan shalat dengan baik dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar.

Dengan ketentuan-ketentuan shalat yang disebutkan di atas, Insyaallah kita akan terhindar dari segolongan orang yang mengerjakan shalat, tetapi pada hakikatnya mereka tidak shalat. Nabi SAW mensitir kelompok ini dalam salah satu haditsnya:

يأَتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يُصَلّوْنَ وَلاَ يُصَلُّوْنَ

“Akan datang suatu masa menimpa umatku mereka yang melakukan shalat, padahal sebenarnya mereka tidak shalat”. (H.R. Ahmad).

Dengan memperingati Isra Mi’raj ini, semoga kita dapat meningkatkan shalat kita sebaik mungkin, sehingga dapat meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. Amiin...***

Editor: Abdullah Mu'min


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah