Mitos Bulan Safar pada Zaman Jahiliyah, Ternyata Begini Penjelasan Menurut Hadits

- 13 Oktober 2020, 18:27 WIB
Safar Bukan Bulan Sial.
Safar Bukan Bulan Sial. /Pixabay/Jorg Peter/


MANTRA SUKABUMI - Dalam penanggalan kalender hijriyah Islam, bulan Safar adalah bulan kedua setelah bulan Muharam.

Masyarakat pada zaman jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bahwa bulan Safar adalah bulan sial.

Padahal bulan Safar juga bulan-bulan Allah SWT yang tidak memiliki kuasa memberi kebaikan atau keburukan, kecuali sesuai dengan apa yang telah menjadi ketetapan Allah SWT.

Baca Juga: Doa Tolak Bala Agar Terhindar dari Bencana dan Musibah, Berikut Bacaan Arab Latin dan Artinya

Baca Juga: Ternyata 2 Dosa Ini Akan Langsung Allah SWT Balas di Dunia, Hati-hati Jangan Sampai Melakukannya

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda.

Rasul bersabda, “Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa.” (HR Imam Bukhari dan Muslim).

Dikutip mantrasukabumi.com dari islam.nu.or.id, bahwa ungkapan hadits laa ‘adwaa’ atau tidak ada penularan penyakit itu, bermaksud meluruskan keyakinan golongan jahiliyah.
Karena pada masa itu mereka berkeyakinan bahwa penyakit itu dapat menular dengan sendirinya, tanpa bersandar pada ketentuan dari takdir Allah.

Sakit atau sehat, musibah atau selamat, semua kembali kepada kehendak Allah. Penularan hanyalah sebuah sarana berjalannya takdir Allah.

Baca Juga: 6 Bahaya Konsumsi Daun Kelor, Bisa Akibatkan Diare Hingga Perlambat Detak Jantung

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: islam.nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah