Kenali Allah yang Kasih Pendengaran, Penglihatan dan Hati

- 18 November 2020, 12:55 WIB
 Ilustrasi alam semesta.
Ilustrasi alam semesta. /NASA / Hubble Heritage Team

MANTRA SUKABUMI - Manusia awalnya tidak mengetahui apa-apa, kemudian Allah sempurnakan mereka sehingga mereka menjadi insan yang berpengetahuan. 

Kelengkapan yang Allah berikan agar manusia mengenal Allah secara sempurna. Pengetahuan yang meliputi lahir dan batin, fikiran dan ikhtiar.

Seperti dijelaskan dalam Al Qur’an, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl: 78).

Baca Juga: 10 Fenomena yang Terjadi Saat Ini Jadi Pertanda Kiamat Sudah Dekat, Salah Satunya Gempa Bumi

Al Qur’an mengisyaratkan agar manusia mampu memikirkan kekuasaan Allah, lalu mendekatkan diri kepadaNya, mentaati hukum yang diciptakanNya, agar mereka termasuk orang yang bersyukur.

Pertama, dalil dengan melihat dari wujudnya Allah menunjukan adanya alam. Allah itu memang ada, maka terjadilah alam semesta. Kedua, dalil yang menyebut adanya alam ini menunjukan adanya Allah.

Dikutip mantrasukabumi.com dari Kitab Al Hikam, bahwa yang ada itu adalah Allah, karena Allah jua yang menciptakan alam. Hal ini menegaskan bahwa wujud yang sebenarnya adalah milik Allah. Itulah wujud asalnya.

Lalu timbul pertanyaan, Kapan Allah itu ghaib (tidak ada), lalu mencari dalil untuk mengenalNya? Sejak kapan Allah itu jauh seingga memerlukan jalan untuk menemuiNya?

Baca Juga: Datangkan Vaksin Virus Corona, Jokowi: Harus Ada Izin BPOM dan Masuk Lis WHO

Hamba yang mengenal Allah tanpa melihat ciptaan Allah, tanpa perantara selain Allah sendiri, mata hatinya telah mampu menyingkap tabir penghalang dengan Allah, tentu atas izin Allah jua adanya.

Akan tetapi tidak berarti ciptaan Allah ini tidak dapat dipergunakan untuk mengenal Allah, justru dengan mengenal ciptaanNya manusia akan lebih akrab denganNya.

Ada pun, hamba yang menggunakan wujud ciptaanNya sebagai jalan untuk mengenal Allah dengan ukuran logika, disebut orang yang sedang menuju kepada Allah.

Perjalanan menuju Allah ialah dengan mengenal Allah yang paling sesuai dengan sunnah Rasulullah, yaitu dengan mempelajari ilmu Tauhid. Yakni sifat-sifat Allah yang 99 beserta pembagiannya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Siap Jadi Deretan Orang Pertama Terima Vaksin Covid-19

Syekh Ahmad bin Muhammad Athaillah menegaskan dalam kitab tersebut, bahwa hamba yang telah mengenal Allah tanpa alam semesta adalah orang yang mendapatkan sinar cahaya Allah.

Sedangkan hamba yang menuju Allah untuk mengenalNya adalah orang yang sedang mencari sinar cahayaNya.

Orang yang telah sampai kepada Allah, terpancar darinya cahaya yang mampu melihat Allah dengan mata hati. Hamba yang telah mencapai tingkat ini telah sampai kepada haqqul yaqin. Wallahu’alam.**

 

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Kitab Al Hikam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah