10 November, Semangat Juang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Berikut Tips Jadi Guru Ngaji yang Berkelas

- 10 November 2020, 09:50 WIB
10 November, Semangat Juang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Berikut Tips Jadi Guru Ngaji yang Berkelas.*/Ist
10 November, Semangat Juang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Berikut Tips Jadi Guru Ngaji yang Berkelas.*/Ist /

MANTRA SUKABUMI - Tanggal 10 Nivember diperingati sebagai hari pahlawan nasional, mengingat guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, terutama yang sedang bejuang menjadi guru ngaji.

Pada zaman sekarang ini, sering kali ditemui anak-anak usia dewasa masih keliru dalam membaca Alquran.  Kekeliruan dalam membaca Alquran tesebut, bisa terjadi karena telah minimnya guru mengaji yang benar-benar profesional.

Namun, untuk menjadi guru ngaji juga bukan hal yang mudah, harus memiliki ilmu yang cukup untuk mengajarkan anak-anak mengaji.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Ingin Doa Dikabul, Berikut 2 Faktor yang Menjadi Sebab Terkabulnya Doa

Dikutip mantrasukabumi.com dari islampos.com, bahwa pada saat ini kebanyakan hanya mengajarkan bunyi, tanpa menekankan makhraj yang benar. Bahkan sampai pada taraf Alquran, tajwid bacaan diabaikan begitu saja.

Padahal untuk jangka panjang, kekeliruan dalam membaca ini justru akan menimbulkan mudharat yang tak sepele, yakni kesalahan dalam arti bacaan yang akan berujung dosa.

Sungguh bukan maksud merendahkan para guru mengaji yang semacam ini. Hanya saja harus ada kesadaran untuk tetap belajar jika memang merasa belum begitu fasih.

Hilangkan ego klise “saya adalah guru, maka saya lebih tau”. Ya, mungkin lebih tau dari anak-anak itu, tapi dari guru-guru mengaji yang sudah profesional, kita mungkin hanya kulit ari atau sekedar remah-remah bolu manis di toko kue.

Sadarilah, bahwa dalam konteks luas, guru dan murid adalah pembelajar, dan sedang sama-sama belajar.

Maka tak perlu sungkan mempertajam ilmu demi eksisnya Alqur’an yang mulia. Lagian, tanggung jawab dalam mengajar itu besar lho.

Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Pahlawan, Wakil Presiden Indonesia: Bangkitkan Jiwa Kepahlawanan dalam Diri Kita

Ada tiga Dimensi yang harus diingat, yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung jawab terhadap orang tua dan anak didik, dan tanggung jawab pada Allah ta’ala. 

Jadi sebisa mungkin seorang murid harus diajar dengan ajaran yang benar. Seperti yang dilansir pada laman Dahliasiregar berikut ini ada tips agar menjadi guru mengaji yang berkelas.

1. Sebelum mengajar, pastikan kita sebagai guru sudah fasih terlebih dahulu. Tak harus fasih keseluruhan, bertahap juga tak masalah.

Misal, hari ini kita akan mengajarkan huruf د  (dal) sampai ش (syin), maka pastikan kita menyebut huruf-huruf ini sudah benar.

Bila belum ngena, carilah orang yang bisa membantu meluruskan penyebutan makhrajnya, baru diajarkan ke anak.

2. Jadilah guru ngaji yang rewel, yang apabila pelafalan anak salah, maka pengucapannya diulang sampai benar.

3. Bersikap ‘tega’lah pada anak. Jangan naikkan bacaannya pada baris atau halaman berikutnya sebelum bacaannya beres. Tak masalah sampai seminggu bacaan disitu-situ saja.

4. Komunikasikan dengan orang tuanya apapun perkembangan anaknya. Jangan lupa minta bantuan orang tuanya di rumah jika anaknya sedikit lebih lamban dalam belajar.

5. Jika kita menjadi guru mengaji perdana bagi si anak, kenalkanlah terlebih dahulu huruf hijaiyah mentah. Alif ba ta tsa jim dan seterusnya.

Baca Juga: Punya Dampak Negatif, Kenali 7 Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Konsumsi Berlebihan

Sebab penomena yang memprihatinkan sekarang adalah banyaknya anak-anak yang tidak mengenal huruf alif, yang mereka tau hanya A.

Padahal Alif akan dibaca A jika sudah berharkat fathah. Demikian juga jim dal dzal, mereka hanya bisa menyebutnya ja da dza.

Ini sungguh kekeliruan yang sepele tapi fatal. Jika pun bukan menjadi guru perdananya, tetap kenalkan hijaiyah mentah. Don’t miss it!.

6. Ajarkan juga tajwid yang benar. Dan jika bisa dan ketika saatnya tiba, ajari anak Anda 7 lagu Alquran atau yang lebih dikenal dengan pengajian mujawwad. Atau setidaknya ajarkan membaca tartil lembut.

7. Jangan pernah sekali pun mematok tarif belajar mengaji. Sebab sejatinya mengajarkan Alquran adalah tanggung jawab setiap muslim.

Terima saja seberapa pun di kasih. Kalau tidak dikasih pun jangan ditagih. Cukuplah Allah sebaik-baik pemberi balasan.

Baca Juga: Sudah Cair! Seorang Pekerja PT di Pekalongan Telah Dapat BLT BSU dan Langsung Rasakan Manfaatnya

Yakinlah, orang tua yang pandai menghargai ilmu akan memberikan tarif yang pantas kok untuk guru mengaji anaknya.

Apalagi jika beliau sadar bahwa ilmu Alquran itu dibawa mati, maka ia akan memberi bayaran yang sesuai kok. Memang sih yang sadar itu hanya segelintir.

Banyak para orang tua yang lebih rela membayar les English and Math anaknya berjuta-juta ketimbang membayar guru ngaji meski hanya sekedar 50 ribu saja.

Tapi ya biarkan saja. Tetaplah mengajarkan Alquran dengan baik dan benar meski pun dengan dan atau tanpa gaji.

8. Pasang target jumlah anak didik persemester atau pertahun. Tak perlu menerima anak didik banyak-banyak jika tak terajar dengan baik.

Yang ada hanya menambah ribut dan mengurangi keefektifan belajar anak-anak yang lain. Cukup mengajar dengan kapasitas yang kita mampu saja.

9. Bersikaplah tulus dan bersabar. Banyak anak punya banyak macam. Jadi ajarlah dengan hati yang tulus. Insyaallah Tuhan akan memberikan pahala yang terbaik.

Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Pahlawan, Wakil Presiden Indonesia: Bangkitkan Jiwa Kepahlawanan dalam Diri Kita

Sungguh sharing tips ini bukanlah bermaksud menggurui. Hanya ingin berbagi agar kita melangkah maju bersama.

Tips ini memang dikhususkan bagi para guru mengaji baik di TPQ, di mesjid-mesjid atau pun yang buka pengajian di rumah.

Tapi dalam konteks luas, tips ini juga berlaku untuk semua pihak, terlebih para orang tua. Kata Nabi madrasah pertama dan utama itu ibu alias orang tua.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah