Anak Gus Mus Bantah Penyerangan Capitol AS Sama dengan Peristiwa 1998, Begini Katanya

7 Januari 2021, 11:40 WIB
Ienas Tsuroiya, Anak Gus Mus Bantah Penyerangan Capitol AS Sama dengan Peristiwa 1998, Begini Katanya /Tangkapan layar Twitter.com/tsuroiya/.*/Tangkapan layar Twitter.com/tsuroiya

MANTRA SUKABUMI - Anak ulama kharismatik KH Musthofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus, Ienas Tsuroiya membantah argumen terkait penyerangan Capitol di Amerika Serikat.

Bantahan istri dari Ulil Absar Abdalla tersebut terkait penyamaan aksi penyerangan tersebut dengan peristiwa 1998.

Menurut Ienas, penyerangan sekelompok orang yang diduga pendukung Donal Trump tersebut berbeda dengan aksi 1998.

Baca Juga: Nikmati Mudahnya Belanja Online di Merchant Baru ShopeePay 

Baca Juga: Hindari Gunakan HP Seperti Ini, Berbahaya! Bisa Sebabkan Kebutaan Hingga Picu Risiko Kanker Mata

Menurut dirinya, peristiwa 1998 merupakan gerakan rakyat yang menuntut reformasi. Sementara penyerangan Capitol adalah aksi pendukung capres yang kalah.

"Kok bisa ada yang menyamakan penyerbuan Capitol dengan peristiwa 1998? Ya beda dong ah. Mahasiswa Indonesia menyerbu Gedung DPR/MPR menuntut reformasi," tulis Ienas di akun Twitter miliknya dikutip mantrasukabumi.com pada Kamis, 7 Januari 2021.

Baca Juga: Kabar Bahagia, bagi Nasabah BRI Segera Cek eform.bri.co.id untuk Dapatkan BLT Rp2,4 Juta

"Sedangkan yang terjadi di USA sekarang, massa adalah pendukung presiden diktator yang kalah dalam pilpres. Beda, jauh," lanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan pendukung Donald Trump memenuhi kawasan Gedung Capitol, Amerika Serikat pada Rabu, 06 Desember 2021.

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk membatalkan kekalahan Trump dalam pemilihan Presiden AS, serta memaksa Kongres untuk menangguhkan pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Mereka mengobrak abrik kantor dan menerobos lorong-lorong hingga memaksa pihak kepolisian melakukan evakuasi terhadap anggota parlemen.

Baca Juga: Cukup Masukan Nomor NIK, ID DTKS atau Nomor KIS, Anda Sudah Bisa Cek BST Rp300 Ribu, Simak Caranya

Kepolisian Washington melaporkan seorang wanita tewas setelah tertembak dalam kekacauan itu. Sementara itu, FBI mengatakan pihaknya telah melucuti dua perangkat yang dicurigai merupakan peledak.

Aksi demonstrasi di kawasan Capitol merupakan puncak protes yang meningkat selama berbulan-bulan setelah pemilihan Presiden yang digelar pada 3 November 2020.

Demontrasi tersebut dipicu oleh Trump yang berulang kali membuat klaim palsu bahwa pemungutan suara itu telah dicurangi, serta mendesak para pendukungnya untuk membantunya membalikkan kekalahannya.

Kekacauan tersebut bermula saat Trump menolak komitmen untuk transfer kekuasaan secara damai.

Baca Juga: Tanggapi Kericuhan di Amerika Serikat, Tsamara Amany: Presiden Buruk bagi Demokrasi

Baca Juga: Mengejutkan, Novel Baswedan Tiba-tiba Sebut Ciri Lembaga Tidak Jalankan Mandat, Ada Apa?

Ia kemudian berbicara kepada ribuan pendukung di dekat Gedung Putih dan mengajak mereka untuk berdemo di Capitol dan mengungkapkan kemarahan mereka pada proses pemungutan suara.***

Editor: Encep Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler