Bukan Soal Latar Belakang Habib Rizieq, Rocky Gerung: Sebagai Individu, Harus Diperlakukan Sama dengan Jokowi

24 Maret 2021, 09:49 WIB
Rocky Gerung /Pikiran-Rakyat//Pikiran-Rakyat

MANTRA SUKABUMI – Rocky Gerung kembali melontarkan penilaian tajamnya mengenai proses pengadilan Habib Rizieq Shihab.

Menurutnya, masalah bukan terletak pada latar belakang siapa sosok Habib Rizieq Shihab sebenarnya.

Akan tetapi, dirinya menilai bahwa sebagai individu, mantan Imam Besar organisasi Front Pembela Islam (FPI) tersebut harus diperlakukan sama dengan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Ungkap Alasan Hakim Kabulkan Permintaan Habib Rizieq, Hidayat Nur Wahid: Bukan karena Kalah Oleh Terdakwa

Penilaian itu disampaikan oleh Rocky Gerung lewat video yang diunggah pada Rabu, 24 Maret 2021 di kanal YouTube resmi miliknya.

Rocky Gerung kemudian menarik kesimpulan bahwa ada ‘pengadilan sesat’ dengan tujuan untuk menyesatkan Habib Rizieq.

“Kita mengambil kesimpulan bahwa terhadap Habib Rizieq ini ada pengadilan sesat, atau pengadilan yang hendak menyesatkan Habib Rizieq sebagai orang sesat,” tegasnya, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari video di kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu, 24 Maret 2021.

Menurutnya, problem atau masalah tidak terletak pada soal siapa latar belakang Habib Rizieq. Dirinya menganggap Habib Rizieq perlu diperlakukan sama dengan Presiden Jokowi sebagai individu.

Baca Juga: Kabar Duka Mendalam Kembali Selimuti Umat Islam, Ulama Sang Guru Besar Ilmu Tafsir Wafat

“Problem kita bukan soal siapa Habib Rizieq, tapi sebagai individu, dia harus diperlakukan sama dengan Jokowi sebagai individu. Nggak ada soalnya di situ, mau kepala negara kek,” ujarnya.

“Kalau betul-betul melanggar aturan kerumunan, lakukan hal yang sama,” lanjutnya.

Rocky Gerung kemudian menyebut hal itu sebagai upaya untuk mendiskreditkan sebuah kelompok yang di belakangnya ada simbol-simbol Islam.

“Itu yang saya protes dari cara kekuasaan menangani Habib Rizieq sebagai warga negara, dia tidak diakui sebagai warga negara, tapi sebagai tokoh Islam. Itu bahayanya kan,” tegasnya.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa dalam hukum pidana, tidak ada pihak yang diadili dengan sebab menyandang status kultural tertentu, namun sebagai individu.

“Jadi jangan kaitkan kedudukan Habib Rizieq dengan kepemimpinan dia di FPI, bahkan FPI sudah dibubarkan,” jelasnya.

Dirinya menganggap bahwa pihak Istana diam-diam melakukan survei internal tertutup, dan menemukan dukungan moral serta dukungan integritas merupakan dukungan terhadap Habib Rizieq.

“Istana panik, karena itu dilakukan segala macam cara untuk menyudutkan, kuat sekali dilakukan dalam jarak untuk menyudutkan Habib Rizieq sebagai warga negara,” tukasnya.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube Sobat Dosen

Tags

Terkini

Terpopuler