MANTRA SUKABUMI - Isu impor beras semakin memanas, hal ini dipicu oleh pernyataan Presiden yang mengatakan bahwa impor beras tidak akan dilakukan sampai bulan Juni tahun ini.
Pernyataan Presiden ini muncul setelah perdebatan impor beras kian memanas baik di lingkungan kabinet maupun dimasyarakat luas.
Menyikapi sikap Presiden yang buka suara disaat konflik impor beras ini memanas, pengamat politik Rocky Gerung menyatakan yang dilakukan presiden ini terkesan terlambat, karena isu ini sudah menggelinding dan menjadi sebuah konflik baru dia buka suara.
Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
"Kesan awal bahwa akhirnya harus begitu skenarionya jadi disuruh ribut-ribut dulu nanti terakhir baru aktornya (Jokowi) muncul," ucap Rocky Gerung, dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 28 Maret 2021.
Rocky menganggap apa yang dilakukan Presiden ini terlambat setelah semua pemda marah-marah kepada Menteri, bahkan ada yang sudah siap untuk protes.
"Sebetulnya sudah terlambat karena kekacauan sudah terjadi, pemda udah marah-marah, banyak yang sudah bersiap-siap untuk bikin protes," sambungnya.
Pengamat politik ini menilai apa yang dilakukan Joko Widodo ini sebagai upaya meningkatkan kredibilitas dan pencitraan.
"Jadi selalu kita melihat ada semacam panitia pencitraan yang mengatur skenario opini publik ini, orang gak anggap bahwa presiden serius juga kok mengucapkan itu," tuturnya.
Masyarakat akan menganggap bahwa pasti suatu saat Jokowi mengeluarkan statement.
"Orang anggap, ok kita sudah tahu nanti belakangan dia akan ngomong," sambungnya.
Rocky Gerung yakin akan ada konsekuensi di balik pencitraan Jokowi tersebut, salah satunya berkaitan dengan nasib Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi.
"Mendag berarti tidak bisa membaca pikiran presiden kan itu soalnya kan jadi ini mempermalukan menteri juga, kan menteri berpikir bahwa presiden pasti tahu problem-nya tuh," ucapnya.
"Jadi kalau kita amati bahasa tubuh, itu ada semacam kegembiraan, nah gw (Jokowi) bisa muncul lagi itu, kira-kira begitu, orang macam-macam akhirnya gw datang gw tenangin itu," sambungnya.
Dirinya menyampaikan bahwa pola yang sering dipertontonkan Jokowi ini membuat masyarakat sudah tidak heran lagi jika Jokowi akan muncul setelah suatu isu menjadi konflik.
"Orang akhirnya menangkap, pola ini kok terus menerus dipamerkan ya, kenapa gak dua hari sebelumnya, begitu muncul isu tersebut panggil aja dua menteri itu, kalian damai nanti saya yang bicara, kenapa mesti tunggu keributan?," tuturnya.
Menurut Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog Budi Waseso (Buwas), langkah impor beras ini muncul setelah pihaknya menerima perintah mendadak dari Mendag M Lutfi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Oleh karena itu, Rocky Gerung menyimpulkan bahwa Jokowi hanya ingin mendapat tepuk tangan yang saat ini susah didapat dari masyarakat Indonesia.
"Itu artinya dia ingin pamer bahwa dia bisa menyelesaikan keributan supaya dapat tepuk tangan, tetapi tepuk tangan gak bisa didapat karena penonton sudah lama bubar, itu artinya aktor yang ketinggalan skenario jadinya," ucapnya.
Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta 28 Maret 2021, Bukan Sumarno, Hati Mama Rosa Luluh karena Reyna
Dirinya juga yakin bahwa dalam dua hari ke depan Mendag M Lutfi akan mundur dari jabatannya.
"Saya menduga begitu karena ada soal pride, kan sebetulnya waktu Mendag Lutfi bicara kita lihat ada ketegasan pada dia itu, bahwa dia tahu demi mengamankan krisis pangan," tuturnya.
"Mendag Lutfi tahu bahwa Jokowi berpikir semacam itu, jadi dia membaca kepentingan Jokowi justru melalui urgency yang dia terbitkan sehingga pak Buwas bereaksi," tutupnya.
Sebelumnya, PDI Perjuangan (PDIP) telah mengatakan, kebijakan Mendag M Lutfi sangatlah bertentangan dengan visi Jokowi sekaligus seolah ingin membodohi rakyat dengan “menjajah” para petani.
PDIP beranggapan bahwa rencana impor beras yang akan dilakukan jelas membuktikan bahwa Lutfi ingin membodohi rakyat.
“Dari aspek historis, ideologis, dan amanat konstitusi, serta pemahaman terhadap konstituen utama kekuasaan pemerintahan negara adalah petani rakyat, kebijakan tersebut sama sekali tidak benar,” ujar Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.
“Impor beras, meski dilakukan tidak pada saat panen, merendahkan kecerdasan rakyat petani,” sambungnya.
Pada kesempatan lain, Mendag M Lutfi pernah berjanji akan melepas jabatannya jika keputusannya soal impor beras tersebut terbukti salah.
Seperti diketahui, gonjang ganjing isu impor beras semakin memanas, saling serang antara pejabat terkait terus menggelinding, bantahan dan harapan terhadap kebijakan ini bermunculan.
Di tengah prahara impor beras, Presiden Joko Widodo akhirnya buka suara bahwa dirinya menyatakan impor beras tidak akan dilakukan, kebijakan ini diambil untuk jaga-jaga saja.***