Kasus Penyerangan Terduga Teroris di Mabes Polri Jadi Alarm Keras, Bamsoet: Harus Perkuat Kegiatan Intelijen

1 April 2021, 11:06 WIB
Bambang Soesatyo (Bamsoet).* /Instagram @bambang.soesatyo

MANTRA SUKABUMI - Bambang Soesatyo (Bamsoet) selaku Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, mengungkapkan kasus penyerangan terduga teroris pada Mabes Polri merupakan alarm keras supaya seluruh pihak untuk tingkatkan kewaspadaan pada serangan kelompok teroris.

Bamsoet menyebutkan bahwa aparat keamanan di berbagai daerah juga harus tingkatkan kewaspadaan dan keamanan, terlebih lagi dalam menjaga objek vital masyarakat.

Bamsoet di Jakarta menuturkan bahwa Polri, BIN, BAIS, dan berbagai aparat keamanan lainnya harus memperkuat kegiatan intelijen. Sehingga bisa mendeteksi dini kemungkinan terjadinya pergerakan teroris.

 Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Dinilai Bodoh, Deddy Corbuzier: Ini (Pistol) Buat Nembak Orang Tuh Gak akan Mati

"Begitupun dengan BNPT hingga TNI yang harus memaksimalkan perannya," tambah Bamsoet sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari PMJ News pada 1 April 2021.

"Keberadaan UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, menjadikan tidak ada alasan lagi bagi aparat hukum untuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan cukup dalam penanggulangan terorisme. Seperti terjadi di tahun-tahun sebelumnya," urainya melanjutkan.

Setelah itu Bamsoet mengimbau supaya masyarakat untuk tidak menghubung-hubungkan pakaian khas agama yang digunakan penyerang Mabes Polri dengan agama tertentu.

oleh karena itu tidak perlu muncul stigma bahwa teroris berasal atau membawa salah satu agama.

"Walaupun penyerangan di Mabes Polri dilakukan oleh orang yang menggunakan pakaian khas muslim, bukan berarti penyerang mencerminkan kondisi penduduk muslim seutuhnya," katanya.

"Siapapun dengan motif apapun bisa berada dibaliknya. Muslim Indonesia adalah muslim yang Rahmatan Lil Alamin, dengan mengedepankan nilai tasamuh (toleran), tawazun (seimbang/harmoni), tawassuth (moderat), dan ta'adul (keadilan). Sikap si penyerang tersebut sangat jauh dari itu semua," tuturnya menambahkan.

Baca Juga: Info Cuaca 1 April, BMKG: 10 Wilayah ini Berisiko Dikepung Awan Hujan Siang hingga Malam

Baca Juga: Mengejutkan, Rocky Gerung: Teroris Serang Mabes Polri adalah Skenario yang Dipaksakan 

Di sisi lain Bamsoet juga menegaskan, tindakan terorisme tidak cuma menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.

Melainkan juga kejahatatan pada persatuan dan kedaulatan kebangsaan. Sebabnya, dengan gotong royong semua kekuatan elemen bangsa, negara tidak boleh kalah oleh teroris.

"Walaupun dalam beberapa hari ini sudah terjadi dua peristiwa teroris yang mencengangkan, bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri, masyarakat harus tetap tenang dan waspada," katanya.

"Bangsa Indonesia sudah membuktikan selama ini bisa hidup rukun dan damai antar pemeluk agama. Yang kita lawan bukanlah sesama pemeluk agama, melainkan teroris sebagai orang yang tidak memiliki agama, yang tidak pantas hidup di bumi Indonesia," tambahnya.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler