Kebijakan Mudik Dilarang tapi Tarawih Boleh, dr Tirta: Buatlah Kebijakan yang Sinkron agar Tidak Bertabrakan

6 April 2021, 16:31 WIB
dr Tirta Mandira Hudi mengkritik kebijakan Larangan Mudik Lebaran 2021 /Instagram @dr.tirta

MANTRA SUKABUMI - Pemerintah menetapkan dua kebijakan yang berbeda, pertama mudik resmi dilarang dan kedua, bahwa shalat tarawih dan Idul Fitri dilaksanakan diluar rumah.

Menanggapi hal ini dr. Tirta Mandira Hudhi menilai kebijakan pemerintah saling bertabrakan satu sama lain. Ia menyoroti soal izin salat tarawih di luar rumah namun mudik tetap dilarang.

Apalagi, Menparekraf Sandiaga Uno bahwa pariwisata bisa dikunjungi untuk meningkatkan gairah ekonomi masyarakat disekitarnya.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Berani Tolak Eksepsi Habib Rizieq Shihab, Anggota DPR RI: Hakim Harus Siap Dimaki

"Kita hari ini mendapat kabar bahwa Pak Sandiaga Uno mengatakan Indonesia kemungkinan besar bisa aman dikunjungi wisatawan, nggak tahu bulan kapan tapi," ujar dr. Tirta, dalam akun Instagramnya, dikutip mantrasukabumi.com, Selasa, 6 April 2021.

Tirta juga menyebut bahwa shalat tarawih dan buka puasa di luar rumah diizinkan. Namun, pemerintah melarang warganya untuk mudik. Menurutnya, kebijakan ini saling bertabrakan.

"Tapi di sini kita ada statement sebelumnya kan Pak Effendy (Menko PMK, Muhadjir Effendy) mengatakan bahwa warga dianjurkan tidak mudik. Sementara satunya wisata diizinkan. Ini kan tabrakan," ujarnya.

Baca Juga: Kecam Yahya Waloni Doakan Qurash Shihab Cepat Mati, Zulfikar Akbar: Aku Siap Adu Pukul

Tirta juga menyoroti kebijakan yang saling bertabrakan dan tidak sinkron, mudik dilarang tapi wisata dibuka serta shalat Tarawih diperbolehkan asal mematuhi protokol kesehatan.

Makanya, dia menganggap bahwa kebijakan yang dikeluarkan selama ini saling bertabrakan tidak sinkron.

"Ini ada berita lagi buka puasa diizinkan di restoran, nah ini kan nggak sinkron. Saran saya sih buatlah kebijakan sinkron. Ketika buka puasa boleh, ketika tarawih boleh juga jamaah, ketika wisata dibuka ya harusnya mudik nggak dilarang asal sesuai protokol dan menjadi tanggung jawab kepala daerah masing-masing," lanjutnya.

Baca Juga: Baru Saja Percayai Andin dan Al, Mama Rosa Kembali Syok dengan Tes DNA Reyna

Tirta memohon kepada pemerintah agar dalam membuat sebuah kebijakan harus sinkron antara satu dengan yang lainnya tidak bertabrakan.

"Jangan membuat kebijakan tabrakan satu sama lain," pungkasnya.

Dia menyarankan, bahwa kebijakan mudik harusnya direvisi agar sinkron dengan kebijakan pariwisata dan kegiatan keagamaan di bulan Ramadhan.

"Saran saya, kebijakan larangan mudik harus direvisi. Kenapa? Karena terjadi kebingungan di tengah masyarakat. Toh rakyat bisa mudik pake touring motor dan jalur darat, nggak mungkin di razia satu-satu kan," tulisnya.

Seperti diketahui, bahwa pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang larangan mudik disusul dengan dibolehkannya berwisata serta kegiatan ibadah di bulan Ramadhan diperbolehkan. Hal ini dianggap bertabrakan tidak sinkron dengan kebijakan lainnya.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: Instagram @movreview

Tags

Terkini

Terpopuler