Heboh Cahaya Aneh di Langit Blitar Sebelum Gempa

12 April 2021, 16:18 WIB
Heboh Cahaya Aneh di Langit Blitar Sebelum Gempa./ /pixabay/Free-Photos

MANTRA SUKABUMI - Warga Blitar dihebohkan dengan munculnya cahaya berwarna-warni di langit sesaat sebelum gempa kuat 10 April 2021.

Muncul beragam pertanyaan apakah fenomena tersebut ada hubungannya dengan gempa berkekuatan magnitudo 6,7 yang mengguncang Blitar dan sekitarnya.

Simak penjelasan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang ditulis Andi P. Hasanudin, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari laman Instagram lapan_ri Minggu, 11 April 2021.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Innalillahi, Setelah Kalah dari Persib, Persebaya Kehilangan Pemain Legenda: Semoga Amalnya Diterima

“Berdasarkan kedudukan Matahari (yang dapat diprakirakan dari foto tersebut) kehadiran awan tebal dengan tepian bening, maka dapat diperkirakan itu adalah Irisasi atau Cloud Irisdence” tulis akun tersebut.

“Yang bersumber dari dua kemungkinan: difraksi cahaya Matahari atau interferensi cahaya Matahari, yang terjadi pada butir-butir air / kristal-kristal es mikro di bagian transparan dari awan”’ lanjutnya.

Pada Irisasi, awan menghalangi pandangan kita ke Matahari. Bagian tepi awan cukup tipis dan transparan, memungkinkan cahaya Matahari yang melintasinya terdifraksi atau terinterferensi

Karena bukan cahaya monokromatik (sinar dengan warna tunggal), maka difraksi atau interferensi cahaya Matahari tidak menghasilkan pola gelap dan terang sebagaimana halnya biasa dipraktikkan di laboratorium fisika, tetapi membentuk warna-warni pelangi.

Baca Juga: Rentan Gangguan Listrik Saat Ramadhan, PLN Siagakan 1.453 Petugas di 29 Posko

 Baca Juga: Kabar Gembira, Kementerian PUPR Bangun 158 Rumah Khusus Nelayan di Kepulauan Selayar

Fenomena ini mirip saat kita bermain gelembung sabun. Pada gelembung terlihat pendaran warna-warna pelangi. Itulah produk difraksi atau interferensi cahaya Matahari oleh lapisan tipis.

Ukuran kristal es menjadi penentu. Jika butir-butir kristalnya lebih besar (membentuk lempeng heksagonal), maka yang akan terjadi adalah lingkaran cahaya atau halo.

Irisasi produk difraksi terbentuk saat jarak sudut antara Matahari dan awan warna-warni tersebut < 10º. Sebaliknya jika > 10º maka interferensi lebih dominan.

Jadi interaksi cahaya Matahari dengan butir-butir air / kristal es dalam awan tak hanya menghasilkan halo Matahari yang populer itu. Namun juga bisa memproduksi Irisasi dan Pelangi Api. 

“Fenomena-fenomena ini dianggap sebagai pemandangan langit yang wajar sehingga tak pernah dimasukkan ke dalam laporan cuaca,” tulisnya diakhir penjelasannya.

Meskipun sudah dijelaskan sebagai fenomena langit biasa, tetapi ada saja warganet yang mengaitkan dengan peristiwa gempa sebagai peringatan dari Tuhan.***

 

 

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler