Tokoh Politik Gunakan Vaksin Nusantara, Elit Politik Mulai Melawan Pemerintah

15 April 2021, 15:59 WIB
Tokoh Politik Gunakan Vaksin Nusantara, Elit Politik Mulai Melawan Pemerintah /Instagram.com/@rockygerung.ofc

MANTRA SUKABUMI - Pandemi covid-19 perlu penanganan khusus dalam hal bidang kesehatan.

Penanganan yang dimaksud adalah dengan program vaksinasi yang digulirkan pemerintah.

Dalam perkembangannya hampir setiap negara mengembangkan vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya maupun di ekspor ke negara lain.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Tak Disangka, Ternyata Sering Kentut Jadi Tanda Tubuh Miliki Penyakit Serius ini

Vaksin COVID-19 terus dikembangkan oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia bernama Vaksin Nusantara.

Namun, Vaksin Nusantara sendiri sampai saat ini belum mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Meskipun begitu, sejumlah kalangan termasuk anggota DPR RI yang sudah mulai menjalani pengambilan sampel darah sebagai proses vaksinasi yang dikembangkan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu.

Baca Juga: Tak Ada Larangan Mudik bagi Masyarakat, Irjen Pol Istiono: yang Mudik Awal ya Silahkan Saja, Kita Perlancar

Padahal, dr. Daeng Mohammad Faqih selaku Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah menegaskan bahwa vaksin hanya boleh digunakan setelah mendapat izin BPOM.

Menanggapi hal ini, pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan pandangannya perihal vaksin nusantara ini. Rocky menganggap bahwa hal ini menarik karena akhirnya ada dua vaksin di Indonesia yakni vaksin oligarki dan oposisi.

“Ini menarik nih, karena akhirnya ada dua vaksin sekarang, vaksin oligarki dan vaksin oposisi,” ujar Rocky Gerung dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Kamis, 15 April 2021.

Rocky berpendapat bahwa ada semacam pemberontakan melalui vaksin ini.

Baca Juga: Geram dengan Ulah Bima Arya, Musni Umar: Memangnya Kota Bogor Punya Siapa?

Baca Juga: Mumpung Bulan Ramadhan, Sempatkan 1 Menit dan Bacalah 1 Kali setelah Ashar, Rezeki Mengalir Deras, Kabul Hajat

“Tetapi terlihat bahwa ada semacam pemberontakan diam-diam untuk tidak menerima vaksin lain selain Vaksin Nusantara,” sambungnya.

Karena kegaduhan mengenai vaksin ini, kita dituntut untuk mandiri dan memilih vaksin mana yang akan kita gunakan nantinya, menurut Rocky.

“Sebetulnya itu sikap yang, sinyal bahwa kita perlu mandiri di dalam riset tentang vaksin itu, masuk akal sekali karena vaksin itu kan, harusnya dia (vaksin) diuji di dalam ruangan sosiologis dan ruangan ekologis komunitasnya sendiri tuh,” kata Rocky.

Ia menilai, beredarnya banyak vaksin saat ini menuai debat akademis, apakah ada satu vaksin yang bisa secara umum digunakan oleh masyarakat dunia.

Baca Juga: Christ Wamea Sebut Walikota Bogor Bima Arya Pemimpin yang Tidak Mengayomi

“Tetap jadi semacam debat akademis tuh, mana sebetulnya yang efektif, apa ada satu vaksin yang bisa secara umum disuntikkan pada setiap tubuh manusia sedunia tuh,” tandasnya.

Rocky juga melihat adanya semacam perlawanan politik melalui program vaksin ini karena banyak tokoh yang ‘pamer’ menggunakan Vaksin Nusantara.

“Tetapi lepas dari itu semua kita merasa bahwa ada semacam perlawanan sebut saja perlawanan politik, karena kita lihat tokoh-tokoh kok pamer,” Rocky menjelaskan.

Berangkat dari stok vaksin dunia yang terus menipis, Rocky menyarankan bahwa Vaksin Nusantara harus dipercepat prosesnya.

Baca Juga: Waspada, Tak Hanya Picu Penyakit Batu Ginjal, Sering Konsumsi Kunyit Ternyata Dapat Timbulkan 12 Bahaya ini

“Nah ini sebetulnya kita mesti logis di situ untuk mempersiapkan Vaksin Nusantara tuh jadi harusnya dipercepat proses pengujian Vaksin Nusantara, bukan justru dianggap karena sudah ada vaksin China atau vaksin lain maka Vaksin Nusantara ditinggalkan aja,” Rocky memaparkan.

Rocky menganggap bahwa proses dan pengembangan Vaksin Nusantara kurang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

“Ini yang saya anggap kurang dilakukan pemerintah,” menurut Rocky.

Rocky beranggapan bahwa tokoh politik yang mengikuti program Vaksin Nusantara telah memberi sinyal untuk stop menggunakan vaksin asing dan gunakan Vaksin Nusantara saja.

Baca Juga: Tokoh Papua Sentil Wali Kota Bogor: Kirain Bima Arya Pemimpin Muslim yang Baik, Padahal Tidak

“Jadi sekali lagi, saya melihat bahwa dua hal itu, bahwa tokoh-tokoh politik itu adalah sinyal bahwa dia (tokoh politik) gak percaya lagi dengan kebijakan pemerintah tuh,” kata Rocky.

Sebenarnya, Rocky mengira bahwa dengan siapnya divaksin menggunakan produk dalam negeri, tokoh politik itu sebenarnya ingin mengatakan stop mengkonsumsi vaksin asing.

“Jadi sebetulnya dia (tokoh politik) mau bilang ‘stop mengkonsumsi vaksin asing, pakai Vaksin Nusantara,’ kan itu sinyalnya yang gak mungkin diucapkan di (sidang) per situ,” lanjutnya.
Rocky beranggapan bahwa tokoh politik melakukan vaksin dibungkus dengan politik.***

 

Editor: Fauzan Evan

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler