MANTRA SUKABUMI - Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai angkat bicara terkait perintah Presiden Jokowi berantas premanisme.
Natalius Pigai mengatakan dirinya merasa kasihan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebab selama 6 tahun ini banting tulang sendiri.
Hal tersebut lanjut Natalius Pigai, terlihat dari perintah Presiden Jokowi yang ketiga kalinya agar premanisme diberantas di Indonesia.
Baca Juga: Memanas, Jawab Ucapan JK, Rizal Ramli: Yang Dipecat Gus Dur Itu Jusuf Kalla Karena Main Impor Beras
Ia bahkan menguraikan perintah Presiden Jokowi pertama terjadi pada 10 Oktober 2016 yang meminta perangi pungli sebab lemahkan daya saing.
Lalu kedua lanjut Pigai, Presiden Jokowi juga meminta agar semua preman sopir truk disikat. Perintah itu keluar pada 18 Mei 2018.
Terakhir, Presiden Jokowi kembali meminta Kapolri agar semua preman truk disikat, dan ini terjadi pada tahun 2021. Karena itulah dirinya merasa kasihan kepada Jokowi.
"cttn Sy. 3 kali Jokowi perintah perangi Preman: 1. Perangi Pungli Lemahkan Daya Saing 10 Okto 2016. 2. Jokowi: Sikat Semua Preman Sopir Truk 18 Mei 2018. 3. Sikat semua Preman Truk (2021)," tulis Pigai dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitter miliknya pada Minggu, 13 Juni 2021.
"Saya Kasihan Pak Jokowi banting tulang sendiri slm 6 thn," lanjutnya.
Baca Juga: Ustadz Yusuf Mansur Sebut NU dan Muhammadiyah Tolak Pajak Sembako: Masa Iya Jalan Terus
Baca Juga: Mengejutkan Bacakan Ayat Al Quran, Ekonom Ini Sebut Vaksin Bisa Rusak DNA Manusia
Seperti diketahui, Presiden Jokowi meminta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk memberantas premanisme.
Salah satunya aksi premanisme yang kerap dialami sopir truk kontainer di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kapolri sendiri menegaskan dirinya akan menindaklanjuti perintah Presiden Jokowi tersebut. Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan layanan Hotline.
Kapolri menghimbau masyarakat untuk segera melapor kepada aparat kepolisian apabila menerima perlakuan atau tindakan premanisme.
Karena itu, dirinya berharap masyarakat bisa memanfaatkan layanan Hotline 110 ketika mendapatkan aksi premanisme.***