Berikut Gejala Covid-19 yang Masih Bisa Bertahan Meski Sudah Sembuh

16 Juli 2021, 20:35 WIB
Waspada, Berikut Gejala Covid-19 yang Masih Bisa Bertahan Meski Sudah Sembuh./* /Pexels/Edward Jenner

MANTRA SUKABUMI - Perlu diketahui, banyak orang mengira bahwa setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19, maka gejalanya pun akan hilang.

Setelah dinyatakan negatif dari SARS-CoV-2, beberapa gejala masih bisa bertahan hingga beberapa bulan.

Gejala itu bisa terjadi dalam skala ringan hingga yang dapat mengganggu aktivitas anda.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Berikut 5 gejala COVID-19 yang masih bisa bertahan meski sudah sembuh, seperti dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Jumat, 16 Juli 2021.

- Nyeri otot

Gejala terakhir yang masih bisa bertahan berbulan-bulan setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19 adalah nyeri otot.

Nyeri terjadi ketika virus berusaha menghancurkan jaringan otot yang memiliki fungsi penting.

Setelah itu, peradangan tak bisa dihindarkan dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk area persendian.

- Masalah pernapasan

Bagi pasien yang memang telah mengalami komplikasi pada paru-paru akibat COVID-19, kesulitan bernapas adalah keluhan yang umum.

Namun, hal yang sama ternyata juga bisa terjadi pada orang-orang yang sudah dinyatakan sembuh, lho.

Gejala yang satu ini disebabkan oleh kerusakan kantong udara yang ada di paru-paru.

Sehingga, distribusi oksigen dan karbon dioksida menjadi terganggu. Akibatnya, pola pernapasan ikut terdampak.

Latihan pernapasan ekstensif dan penggunaan mesin oksigen mungkin diperlukan agar fungsi pernapasan bisa kembali normal.

Baca Juga: dr Zaidul Akbar: Efek 7 Surah Al Quran Terhadap Virus Bisa Sembuhkan Orang yang Positif Covid-19

- Hilangnya kemampuan indra penciuman

Gejala pertama yang masih bisa bertahan meski sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 adalah hilangnya kemampuan indra penciuman, atau yang disebut dengan anosmia.

Beberapa penyintas tidak bisa mengendus atau merasakan aroma tertentu pada hidungnya.

Satu alasan utama yang bisa menyebabkan hal itu terjadi adalah karena virus telah menyerang sel pendukung yang memiliki fungsi penting dalam hal penciuman.

Hasilnya, gejala ini sulit untuk pulih dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali normal.

- Sakit kepala

Gejala berikutnya yang masih bisa bertahan meski telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 adalah sakit kepala.

Gejala yang satu ini bisa terasa menyakitkan hingga mengganggu rutinitas.

Sakit kepala merupakan salah satu tanda awal paling umum dari COVID-19. Namun, kondisi itu bisa bertahan hingga berbulan-bulan setelah sembuh.

Sakit kepala dianggap sebagai komplikasi neurologis akibat infeksi virus Corona.

Bisa jadi, itu menandakan adanya peradangan di tubuh, termasuk ujung saraf di rongga hidung.

Sakit kepala yang berlangsung terus-menerus sebaiknya tidak dibiarkan. Kamu bisa mendatangi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Baca Juga: Mbah Mijan Sampaikan Rasa Duka dan Imbau Masyarakat Agar Selalu Patuhi Prokes Covid-19: Jaga Kesehatan

- Lelah berlebihan

Para penyintas COVID-19 yang terlibat dalam penelitian mengaku masih merasakan gejala lelah berlebihan atau fatigue meski telah dinyatakan sembuh.

Bahkan, gejala itu disebut berlangsung selama berminggu-minggu.

Belum ada penjelasan pasti mengapa gejala fatigue masih bertahan. Namun, ada satu teori yang diyakini oleh peneliti, yaitu karena efek perlawanan yang diberikan oleh sistem imun.

Seperti diketahui, saat terjadi infeksi, sistem imun akan berusaha melawan zat asing dari luar, dalam hal ini adalah virus.

‘Perlawanan’ cukup lama itulah yang membuat sistem kekebalan menghasilkan sitokin, bahan kimia yang bisa memicu kelelahan ekstrem.

Cara paling efektif untuk mengatasinya adalah dengan memastikan tubuh tetap terhidrasi dan mengonsumsi makanan bergizi.

Itulah gejala COVID-19 yang masih bisa bertahan meski telah dinyatakan sembuh, semoga bermanfaat bagi kita semua.***

Editor: Indira Murti

Tags

Terkini

Terpopuler