Koruptor Dianggap Terlalu Halus, Forum Pimred Pikiran Rakyat: Mereka Maling dan Garong Uang Rakyat

30 Agustus 2021, 14:46 WIB
Ustadz Hilmi Firdaus Dukung PRMN Ganti Istilah Koruptor jadi Maling Uang Rakyat: Agar Jera /Mantrasukabumi/Hilmi Firdausi

MANTRA SUKABUMI - Forum Pimred Pikiran Rakyat menggaungkan untuk mengganti istilah koruptor dengan maling dan garong uang rakyat.

Bagi Forum Pimred Pikiran Rakyat, istilah koruptor dianggap terlalu halus dan tidak mempermalukan atau membuat pelaku merasa malu.

Penggunaan istilah maling dan garong uang rakyat dipicu oleh rencana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dikabarkan akan mengganti istilah koruptor dengan sebutan 'Penyintas Korupsi' di masa depan.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

Sebelumnya, ide penggantian istilah koruptor dengan sebutan 'Penyintas Korupsi' disampaikan Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana.

Menurut Wawan Wardiana, istilah penyintas korupsi digaungkan karena para koruptor yang sudah jalani masa hukuman.

"Mereka dianggap telah mendapatkan pelajaran berharga yang bisa disebarluaskan kepada masyarakat.

Ide penggunaan PENCURI dan MALING uang rakyat juga pernah disampaikan ulama kharismatik Prof Quraish Shihab pada 3 tahun silam.

Dalam pernyataannya, Quraish Shihab mengaku jika dirinya tidak suka dengan istilah koruptor karena terlalu halus.

Menurut Quraish Shihab, kata koruptor terlalu halus, seharusnya adalah rampok atau pencuri dan mereka harus dipermalukan.

"Abi gak suka kata korupsi kenapa? tanya Najwa Shihab pada Abinya itu yang dijawab terlalu halus.

"Koruptor terlalu halus, apa yang pas? Lanjut Najwa Shihab.

Baca Juga: Ustadz Hilmi Firdaus Dukung PRMN Ganti Istilah Koruptor Jadi Maling Uang Rakyat: Agar Jera

Quraish Shihab lantas menjawab dengan tegas jika kata yang pas adalah pencuri bukan koruptor.

"Kita juga menggunakan kata pencuri, itu tidak ada bedanya dengan pencuri," kata Quraish Shihab.

Ulama ahli tafsir itu lantas membandingkan dengan orang miskin yang disebut pencuri, sementara pejabat disebut koruptor.

"Kenapa orang miskin yang mengambil bukan haknya dinamai pencuri, kenapa kalau pejabat atau pegawai kita namai koruptor? Dia itu pencuri," tegasnya.

Ayah Najwa Shihab itu lantas menuturkan langkah pertama yang harus dilakukan pada mereka adalah mempermalukan.

"Jadi intinya bahwa koruptor itu harus dipermalukan, itu satu. Karena mereka tidak punya malu," lanjut Quraish.

Karena itulah menurut Quraish Shihab, para koruptor tersebut harus lebih dari dipermalukan.

Baca Juga: Richard Lee Ditangkap Polisi Terkait Kasus Laporan Kartika Putri, Istri: Suami Saya Bukan Teroris dan Koruptor

"Buktinya kita lihat yang tertuduh atau tersangka itu kan masih ketawa-ketawa, tidak cukup itu pakaian orange yang dipakainya," beber Quraish Shihab.

Pengarang Tafsir Al Misbah itu menegaskan, selain harus dupermalukan, para koruptor tersebut juga harus di sadarkan.

"Bahwa apa yang dilakukannya itu, berdampak terhadap anak cucunya," pungkas Quraish Shihab.***

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler