Pandemi Virus Corona Berakhir Juni atau Juli, Yurianto: Jika Syarat Terpenuhi

5 Mei 2020, 16:30 WIB
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Ahmad Yurianto.* /ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga /

MANTRA SUKABUMI – Wabah virus Corona masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat dunia, walaupun sebagian Negara sudah menyatakan bebas dari virus tersebut tetapai bagi sebagian Negara masih menajdi pandemi yang mengahantui masyarakatnya termasuk Indonesia.

Indonesia saat ini dalam mengahadapi virus tersebut masih menjadi prioritas utama karena saat ini masih saja ada penambahan yang tertular. Tetapi disebagian wilayah sudah ada pengembangan hasil yang baik seperti di sebagian wilayah Jawa Barat.

Penerapan PSBB masih tetap diberlakukan di seabgian wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Jawa Barat yang akan menerapakan kebijakan PSSB berskala Provins tujuannya tentu untuk memutus rantai pennyebaran virus corona.

Masyarakat sudah banyak yang bertanya-tanya kapan akan berakhirnya wabah virus corona di dunia terutama di Indonesia walaupun sebagian orang sudah memprediksi tentang akhir masa pandemi wabah covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Video Ibu dan Dua Balita Tewas Gantung Diri di Sumedang, Simak Faktanya

Tetapi sampai saat masih belum ada yang bisa memastikan kapan berakhirnya wabah tersebut.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan transmisi penularan lokal COVID-19 harus betul-betul diwaspadai.

Penyakit tersebut tidak mengenal batas usia, golongan dan pekerjaan, sehingga semua orang berisiko untuk tertular dan juga berisiko untuk menular ke siapapun.

Yurianto sebut jika seluruh elemen masyarakat bergotong royong, memiliki disiplin yang kuat dan berkomitmen yang tinggi dalam penanganan COVID-19 maka diperkirakan kondisi di Indonesia akan makin membaik di Juni 2020.

"Komitmen kita kalau menjalankan ini dengan baik, Insyaa Allah pada Juni dan Juli 2020 semuanya sudah lebih baik lagi dibanding sekarang.

Kita bisa mengendalikan secara maksimal sehingga bisa menuntaskan permasalahan ini dan hidup lebih lebih baik lagi dengan kondisi yang mengarah ke lebih normal," kata Yurianto dalam konferensi video di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin 4 Mei 2020.

Baca Juga: 5 Gejala Kelelahan Akut yang Harus Anda Kenali dan Waspadai

Untuk itu, seluruh masyarakat harus bersatu untuk bersama-sama mengendalikan dan menangani COVID-19.

"Kami mengingatkan bahwa COVID-19 hanya dapat dicegah dengan disiplin yang kuat dan dengan semangat gotong royong yang tidak terputus," tuturnya.

Yurianto mengajak masyarakat untuk bisa berperan tetap tinggal di rumah, tidak bepergian dan tidak mudik karena potensi penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dapat terjadi selama perjalanan bepergian atau mudik.

Ketika tertular, maka berpotensi menularkan kepada keluarga dan warga di kampung halaman.

"Kita tidak bisa memberikan jaminan keamanan sepanjang perjalanan mudik.

Sangat mungkin kita akan kontak dekat dengan orang tanpa gejala saat di kendaraan umum misalnya saat di terminal, di stasiun, di area istirahat, jika menggunakan jalan tol atau di tempat-tempat umum lainnya di sepanjang perjalanan," ujarnya.

Yurianto mengatakan pandemi COVID-19 adalah masalah dunia bukan hanya masalah 12 negara, 12 provinsi atau 12 kabupaten di dalam negara. Tapi, COVID-19 adalah masalah bersama. Dan semua orang berisiko tertular.

Baca Juga: Kabar Baik Ilmuwan Belanda Temukan Antibodi yang Dapat Cegah Virus Corona

"Ini masalah bersama. Oleh karena itu mutlak untuk kita pahami sehingga tidak ada lagi yang mengatakan bahwa saya aman karena saya berada di tempat yang tidak ada kasus, saya merasa tidak aman karena saya berada di tempat yang banyak kasus, semua memiliki kemungkinan yang sama," tuturnya.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat.com dengan judul Jika Syarat Ini Terpenuhi, Pandemi COVID-19 di Indonesia Berakhir pada Juni atau Juli

Oleh karena itu, kehati-hatian harus dilaksanakan secara bersama-sama. Seluruh masyarakat berpartisipasi aktif dalam penanganan COVID-19 dan mengikuti seluruh arahan pemerintah.

"Kita yakin dengan bergotong-royong melawan COVID-19 dan terintegrasi secara baik mulai dari pusat sampai ke desa, RT, RW sampai dengan keluarga maka kita bisa menghadapi ini dengan baik," ujarnya.

Yurianto juga meminta masyarakat untuk menghilangkan stigma atau tidak mendiskriminasi orang yang sembuh dari COVID-19 dan tenaga kesehatan yang terjun dalam penanganan penyakit itu. Semua harus saling menghormati, menghargai, mendukung dan membantu.**(Ari Nursanti/ Pikiran Rakyat.com)

 

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler