Muhammadiyah Tetapkan Hari Raya Idul Adha 9 Juli 2022 dengan Metode Wujudul Hilal, Ini Penjelasannya

26 Juni 2022, 09:20 WIB
Muhammadiyah Tetapkan Hari Raya Idul Adha 9 Juli 2022 dengan Metode Wujudul Hilal, Ini Penjelasannya /pixabay/pixabay

MANTRA SUKABUMI - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan Hari Raya Idul Adha 1443 H jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Hal tersebut tertuang dalam maklumat yang dikeluarkan Muhammadiyah nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah.

Penetapan Hari Raya Idul Adha 1443 H atau tahun 2022 oleh Muhammadiyah didasarkan pada hasil hisab wujudul hilal.

Baca Juga: Quotes Idul Adha 1443 H Versi Bahasa Inggris, untuk Update Story Media Sosial WhatsApp

"Berdasarkan hasil hisab wujudul hilal, Muhammadiyah menetapkan awal bulan Zulhijah 1443 H bertepatan dengan 30 Juni 2022 M," tulis akun Twitter Muhammadiyah.

Lantas apa yang dimaksud dengan wujudul hilal dalam hisab yang digunakan oleh Muhammadiyah untuk menetapkan Hari Raya Idul Adha 1443 ini?

Dirangkum mantrasukabumi.com dari laman resmi Muhammadiyah terkait penjelasan tentang makna wujudul hilal dalam menetapkan Hari Raya Idul Adha.

Dalam penentuan awal bulan kamariah, Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki yakni mengacu pada gerak faktual Bulan di langit sehingga bermula dan berakhirnya bulan kamariah berdasarkan pada kedudukan atau perjalanan Bulan benda langit tersebut.

Penggunaan hisab hakiki oleh Muhammadiyah ini disebabkan perhitungan yang dilakukan terhadap peredaran Bulan dan Matahari menurut hisab ini harus sebenar-benarnya dan setepat-tepatnya berdasarkan kondisi Bulan dan Matahari pada saat itu.

Lebih jauh, Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal, yakni Matahari terbenam lebih dahulu daripada Bulan walaupun hanya berjarak satu menit atau kurang.

Pendapat ini merupakan ide dari pakar falak Muhammadiyah Wardan Diponingrat yang tidak hanya dipahami berdasarkan pada QS. Yasin ayat 39-40, melainkan juga menggunakan perangkat lain seperti hadis dan konsep fikih lainnya serta dibantu ilmu astronomi.

Meski begitu, dalam buku Pedoman Hisab Muhammadiyah dijelaskan bahwa dengan hisab hakiki kriteria wujudul hilal, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat secara kumulatif.

Adapun ketiga syarat yang harus terpenuhi dalam hisab habiki kriteria wujudul hilal adalah sebagai berikut:

1. Telah terjadi ijtimak;

2. Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam; dan

3. Pada saat matahari terbenam Bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.

"Apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan digenapkan tiga puluh hari dan bulan baru dimulai lusa," tulisnya.

Muhammadiyah menyebut hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal lebih memberikan kepastian dibandingkan dengan hisab hakiki kriteria imkanur rukyat.

Baca Juga: 5 Ucapan Singkat di Hari Raya Idul Adha 2022 Allahu Akbar, Menyentuh Hati di Momen Lebaran 1443 H

Bagi Muhammadiyah, jika posisi bulan sudah berada di atas ufuk (pada saat terbenam matahari di seluruh Indonesia), seberapa pun tingginya (meskipun hanya 0.1 derajat), maka esoknya adalah hari pertama bulan baru.

Lantas kapan Hari Raya Idul Adha 1443 H atau tahun 2022? Semua kembali kepada pilihan masyarakat jika terjadi perbedaan.

Pasalnya perbedaan hal yang biasa dna sangat mungkin terjadi, yang paling penting tidak menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.***

Editor: Nahrudin

Tags

Terkini

Terpopuler