Aktivitas Gempa di Sesar Matano Alami Peningkatan Selama Dua Hari Terakhir, BMKG Beri Penjelasan

24 Juli 2020, 13:45 WIB
Aktivitas Gempa di Sesar Matano Alami Peningkatan Selama Dua Hari Terakhir, BMKG Beri Penjelasan /BMKG/.*/BMKG

 

MANTRA SUKABUMI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa sejak hari Rabu malam 22 Juli 2020 pukul 23.21 WIB hingga Kamis malam ini pukul 22.56 WIB telah terjadi aktivitas gempa sebanyak 13 kali di Sorowako.

Hal tersebut berdasarkan hasil monitoring BMKG, dan dari seluruh gempa yang terjadi, terdapat 3 titik gempa yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat.

Ketiga titik gempa tersebut yakni di Sorowako, Nuha dan Malili. Ketiga gempa tersebut sangat signifikan dan masing-masing terjadi pada Rabu, 22 Juli 2020 pukul 23.21 WIB berkekuatan M 3,6 dan Kamis 23 Juli 2020 pukul 8.12 WIB berkekuatan M 2,9 dan pukul 22.03 WIB berkekuatan M 4,1.

Baca Juga: BMKG Minta Waspadai Rentetan Gempa 7 Juli 2020, Ini Analisisnya

Baca Juga: Indonesia Dihantam Rentetan Gempa di Atas Magnitudo 5.0 Hari Ini, Berikut Faktanya Menurut Pakar

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Dr. Daryono menyebutkan dari ketiga rangkaian gempa tersebut yang terjadi tidak menimbulkan kerusakan.

"Rentetan aktivitas gempa ini menurutnya diakibatkan meningkatnya aktivitas Sesar AKtif matano, khususnya Segemen Matano dan Pamsoa," ujar Daryono.

Segmen Matano dan Pamsoa merupakan Segmen Sesar Aktif Matano dengan mekanisme pergerakan sinistral strike-slip.

"Dari kedua segmen ini masing berkekuatan magnitudo yang tertarget M 6,8 (Matano) dan M 6,9 (Pamsoa) dengan laju pergeseran sesar 7 milimeter per tahun," ungkap Daryono.

Baca Juga: Hampir Tabrakan, Pesawat Tempur Israel Cegat Pesawat Komersil Iran di Wilayah Udara Suriah

Baca Juga: Dukung Satgas Saber Pungli, Marwan: Pemerintah Kabupaten Sukabumi Siap Bersinergi

Sementara itu, BMKG telah mencatat gempa yang paling kuat terakhir kali yang terjadi di Sorowako yaitu pada 15 Februari 2011 silam dengan kekuatan mencapai M 6,1.

"Gempa ini berpusat di Segmen Pamsoa tepatnya sebelah timurlaut Danau Matano dengan kedalaman hiposenter dangkal 14,7 kilometer," ucap Daryono.

Akibat guncangan gempa dengan skala intensitas V-VI MMI tersebut menyebabkan beberapa bangunan di Sorowako dan sekitarnya mengalami kerusakan ringan.

Aktivitas gempa di Segmen Matano dan Pamsoa hingga kini terus alami peningkatan, Daryono menghimbau agar masyarakat tetap waspada, sebab gempa belum dapat diprediksi secara akurat kapan akan terjadi.

Baca Juga: Heboh Istilah Qurban Online, Begini Tanggapan MUI

Baca Juga: Viral di Media Sosial Gli Kucing Penunggu Hagia Sophia Tetap di Tempat, Tak Diusir Usai Jadi Masjid

"Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terkait gempa bumi," imbuhnya.

Selain itu, masyarakat juga menurut Daryono perlu untuk memahami cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa yang kecil maupun yang kuat.

Daryono juga menambahkan bahwa perlunya bangunan yang tahan gempa, sebagai upaya untuk menghindari bahaya akibat dari gempa.

"Sesungguhnya peristiwa gempa tidaklah membunuh dan melukai, tetapi bangunan tembok dengan struktur lemah yang roboh saat gempa itulah penyebab jatuhnya korban," pungkasnya.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler