Terkait Program Organisasi Penggerak, Mendikbud Nadiem Minta Maaf ke NU dan Muhammadiyah

29 Juli 2020, 08:00 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.* //Dok. Antara

MANTRA SUKABUMI - Mundurnya 3 organisasi besar yakni Nahdhatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dari Program Organisasi Penggerak (POP) mengagetkan banyak pihak, termasuk pemerintah sendiri.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meminta maaf kepada Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Dirinya mengaku berharap agar ketiga organisasi itu mau kembali bergabung dengan Program Organisasi Penggerak (POP).

Baca Juga: NU dan Muhammadiyah Mundur, Mendikbud Evaluasi Program Organisasi Penggerak

Baca Juga: Peneliti AS Berseteru Mengenai Penggunaan Obat Anti-Malaria yang Didorong Donald Trump

"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna," kata Nadiem sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemendikbud, Selasa (28/07/2020).

Selain itu Nadiem juga memberikan jawaban terkait dua perusahaan yang diisukan didanai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Nadiem memastikan bahwa Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam menjalankan programnya. Menurutnya, mereka mendukung POP hanya dengan skema pendanaan mandiri.

Baca Juga: Ratusan Kilo Narkoba Jenis Sabu di Tangerang ini Disembunyikan dalam Karung Berisi Jagung

Baca Juga: Belajar Daring Tidak Efektif, Wali Murid : Terkesan Dipaksakan Pemerintah

"Kami menyarankan Putera Sampoerna Foundation juga dapat menggunakan pembiayaan mandiri tanpa dana APBN dalam Program Organisasi Penggerak dan mereka menyambut baik saran tersebut,” sambungnya.

Dengan begitu, organisasi Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation tidak perlu melaporkan laporan keuangannya kepada pemerintah terkait POP, melainkan hanya mengirim laporan pengukuran keberhasilan program dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik yang mereka lakukan.

"Kami yakin penguatan gotong-royong membangun pendidikan ini dapat mempercepat reformasi pendidikan nasional yang diharapkan kita semua," pungkasnya.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler