Waspada, Pergerakan Lempeng Tektonik Indonesia-Australia Berdampak Tsunami di Selatan Jawa

27 September 2020, 12:51 WIB
DIKEPUNG! Daftar Wilayah Indonesia yang Berpotensi Tsunami Selain Pantai Selatan Pulau Jawa. /

MANTRA SUKABUMI - Waspadai adanya pergerakan lempeng tektonik aktif di wilayah Indonesia Australia dengan Eurasia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa pergerakan lempengan tektonik tersebut dapat menimbulkan tsunami di selatan Pulau Jawa.

Pergerkan lempengan tektonik aktif tersebut akan memicu terjadinya gempa dan disusul dengan terjadinya tsunami di Pulau Jawa.

Baca Juga: Waspada, BMKG Tekankan Potensi Tsunami Tidak Hanya Bisa Terjadi di Pantai Selatan Pulau Jawa

Baca Juga: Hati-hati, 14 Wilayah Ini Bisa Terdampak Tsunami 12 Hingga 20 Meter, Simak Mana Saja

"Ada (pergerakan) lempeng tektonik di Indo-Australia dengan Eurasia atau Lempeng Sunda di sebelah utaranya, sehingga lokasinya ada di selatan Jawa. Di laut lepas," kata Kepala Pusat Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui sambungan telepon dengan ANTARA seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Antaranews.com pada Jumat, 26 September 2020.

Potensi gempa yang diakibatkan pergerakan lempengan tektonik itu berada di sekitar 200 kilometer dari garis pantai di selatan Jawa ke arah laut bagian selatan.

Lempeng-lempeng tektonik tersebut, katanya, terus mengalami pergerakan sekitar 6 cm sampai 7 sentimeter (cm) dalam kurun waktu satu tahun.

"Kalau untuk kurun waktu 1 tahun, pergerakan seperti itu enggak terasa. Tapi kalau untuk lempengan yang sangat besar, itu cukup aktif, dengan pergerakan seperti itu. Dan itu bergerak terus walaupun hanya dalam hitungan senti, tetapi (terus) menerus," katanya.

Sebelumnya, hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB) menyebutkan adanya potensi gempa dengan magnitudo 9.1 yang berpotensi menimbulkan tsunami hingga setinggi 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Terkait dengan prediksi potensi tsunami tersebut, Rahmat mengatakan kemungkinan potensi itu dapat dilihat dari adanya seismic gap, atau kekosongan kegempaan dalam periode waktu yang cukup panjang dengan magnitudo yang cukup signifikan.

"Jadi data-data dari adanya seimic gap di selatan Jawa, dan itu sebetulnya dua segmen. Di situ ada dua segmen yang bila terjadi (patahan) secara bersamaan akan menimbulkan (gempa) magnitudo 9.1," katanya.

Baca Juga: BMKG Singgung Gambaran Terburuk Usai ITB Prediksi Tsunami 20 Meter Bisa Terjadi di Jabar dan Jatim

Baca Juga: Jangan Harap Bisa Daftar Kartu Prakerja, Jika Profesi Anda Termasuk 7 Jenis Ini

"Jadi satu segmen terjadi (patahan) saja belum bisa diprediksi kapan terjadinya. Apalagi magnitudonya. Misalnya segmen di Jawa Barat magnitudonya 8.8, kemudian segmen di Jawa Timur 8.7. Nah, kalau itu terjadi bersamaan, itu bisa saja menimbulkan gempa magnitudonya 9.1," kata Rahmat lebih lanjut.

Dan jika gempa tersebut terjadi, Rahmat mengatakan gempa tersebut dapat memicu patahan di segmen atau lempengan lainnya sehingga dapat menimbulkan gempa bumi dengan magnitudo yang maksimal.

Selain itu, Rahmat juga menekankan bahwa potensi tsunami tersebut sebenarnya tidak hanya bisa terjadi di selatan Jawa, tetapi juga di banyak wilayah Indonesia, antara lain di Pantai Barat Sumatera, bagian selatan Bali, Nusa Tenggara, bagian utara Papua, Manado dan Sulawesi Utara.

"Jadi tidak hanya di selatan Jawa. Di Maluku itu ada ancaman juga. Bahwa ancaman itu ada potensi gempa besar di sana itu betul," demikian kata Rahmat Triyono.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler