Andi Arief Gertak Pemerintah Bawa SBY Turun ke Jalan, Kader Lain Pilih Jalur Hukum

12 Oktober 2020, 06:00 WIB
Andi Arief. /

MANTRA SUKABUMI – Beredar pemberitaan miring yang menyudutkan Partai Demokrat akhir-akhir ini, membuat kader Partai Demokrat gerah juga.

Tuduhan itu dilontarkan kubu pemerintah terkait hal demonstrasi menolak UU Cipta Kerja yang terjadi semarak di semua kota dan berjalan rusuh.

Salah seorang petinggi Partai Demokrat, Andi Arief rupanya tidak tahan dengan isu-isu miring itu, lantaran partainya dipojokkan terus sebagai pihak yang berada di belakang layar aksi tersebut.

Baca Juga: Amien Rais Minta Rakyat Kenang Presiden Jokowi Sebagai Pencetus Omnibus Law UU Cipta Kerja

Baca Juga: Dikenal Pendukung Jokowi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Ikuti Anies dkk Tolak UU Cipta Kerja

Sekadar diketahui, isu yang dihembuskan di media sosial, di antaranya 'Cikeas' (keluarga Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY) dituduh mendanai demo yang berujung ricuh pada 8 Oktober 2020, dengan perusakan fasilitas umum di sejumlah daerah.

"Kalau terus menerus menuduh Pak SBY di belakang aksi mahasiswa dan buruh, lama-lama nanti kami mengusulkan Pak SBY beneran ikut turun langsung aksi bersama masyarakat seperti dilalukan mantan Presiden di Filipina. Estrada pernah Tumbang lho," tulis Andi Arief di akun resmi Twitternya yang dikutip mantrasukabumi.com, Sabtu (11 Oktober 2020).

Kepala Bakomstra Partai Demokrat Ossy Dermawan sebelumnya juga telah menyatakan pihaknya perlu meluruskan informasi yang menyerang partainya.

Baca Juga: Ngeri, Kejutan Manis Dewi Persik Jadi Insiden Ledakan Saat Ulang Tahun Suaminya

Ossy menegaskan kabar Partai Demokrat atau Cikeas membiayai demo adalah fitnah, hoaks dan tidak berdasar. Pernyataan tersebut juga melecehkan kaum buruh, mahasiswa, dan elemen masyarakat lain yang turun ke jalan, yang murni menyuarakan penolakan UU Ciptaker.

“Bahwa jika ada pihak-pihak yang melancarkan fitnah dan tuduhan yang tidak berdasar terhadap Partai Demokrat, maka kami akan menempuh jalur hukum,” ujarnya.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler