MANTRA SUKABUMI - Habib Rizieq dikabarkan akan pulang ke Indonesia. Hal itu disampaikan oleh FPI.
Kepulangannya ke Indonesia dimaksudkan untuk melaksanakan 'Tsaurah' yang berarti revolusi untuk pembelaan terkait aksi demo RUU Cipta Kerja yang saat ini masih memanas di tanah air.
Diketahui keberadaannya Habib Rizieq kini sedang berada di Arab Saudi.
Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini Untuk Referensi Makanan Hingga Kecantikan
Baca Juga: Lakukan Aksi Balasan, Ferdinand Hutahaean Tantang Debat Rektor Ibnu Chaldun Terkait Anies Baswedan
Namun, beredarnya Informasi kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Syihab ke Indonesia untuk memimpin 'tsaurah' diyakini hanya sekadar isu untuk meningkatkan suhu politik tanah air di tengah pro-kontra Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law).
"Jika HRS kembali ke tanah air dan memimpin aksi, ada pihak yang berharap dapat meningkatkan turbulensi politik yang bertujuan untuk menggoyang pemerintahan saat ini," kata Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo seperti dikutip mantrasukabumi.com dari RRI, pada Sabtu 12 Oktober 2020.
Ia menilai, penolakan UU Ciptaker yang berujung revolusi sangat lah tidak pantas. Pasalnya, pemerintah tengah fokus penanganan Covid-19.
"Saya setuju, pemerintah harus dikritik, diingatkan agar kebijakannya on the right track, berpihak pada rakyat dan mengedepankan kepentingan nasional. Tetapi tidak dengan cara-cara di luar hukum yang inkonstitusional," kata Kartono.
Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air dikabarkan karena cekal dan denda di Saudi telah dihapus.
Baca Juga: Link live Streaming Manchester City Vs Arsenal, Pep Guardiola Liga Inggris Malam Ini di Mola TV
Namun, kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia masih terhalang 'blinking merah'.
Awalnya, kabar mengenai kepulangan Habib Rizieq ini disampaikan Ketum FPI Ahmad Shabri Lubis dari mobil komando demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja.
Shabri Lubis menyatakan Habib Rizieq akan segera pulang ke Tanah Air. 'Imam besar Habib Rizieq Syihab akan segera pulang ke Indonesia untuk memimpin revolusi," kata Shabri dari atas mobil komando.**