Tanggapi Foto Viral Anies Baswedan Baca Buku, Refly Harun: Khawatir Gejala Otoriter Akan Muncul Lagi

- 23 November 2020, 19:49 WIB
Tangkap layar/Youtube/@Refly Harun
Tangkap layar/Youtube/@Refly Harun /

MANTRA SUKABUMI – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan baru-baru ini menjadi bahan perbincangan setelah foto dirinya sedang membaca buku ‘How Democracies Die’ viral.

Dalam postingan foto yang diunggah di media sosial Twitter pada hari Minggu, 22 November 2020 tersebut, terlihat Anies nampak serius membaca buku berjudul ‘How Democracies Die’ karya penulis Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt.

Foto tersebut menjadi viral karena banyak pihak, baik dari kalangan elit politik maupun publik, menganggap foto Anies Baswedan tersebut merupakan sindiran terhadap pemerintahan Indonesia dibawah pimpinan Presiden RI, Joko Widodo.

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Baca Juga: Viral Vidio Seorang Pria Tantang TNI dengan Siapkan 1000 Baliho Habib Rizieq Shihab, Begini Katanya

Salah satu tokoh politik yang ikut memberikan perndapat soal foto Anies Baswedan tersebut adalah Redly Harun. Melalui kanal YouTube Refly Harun, ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia ini berpendapat bahwa foto Anies tersebut merupakan sindiran, namun perlu ditinjau dari berbagai sudut pandang.

“Sebenarnya kalau saya pribadi, yang ditanyakan jelas itu sebuah sindiran. Tentu, bukan tidak ada maksudnya, tapi memang harus mendalami dalam berbagai perspektif. Tapi, kalau bagi saya adalah hanya sekedar menegaskan kritikan atau pendapat-pendapat dari banyak orang yang mengatakan terjadi kemunduran demokrasi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi,” ujar Refly Harun.

“Bahkan ya, tokoh seperti Amien Rais, Din Syamsudin misalnya, bahkan Jimly Asshiddiqie, itu mengkhawatirkan munculnya kekuasaan yang otoriter. Istilahnya adalah diktaktor konstitusional, jadi constitutional dictatorship, dalam tanda kutip tentunya,” tambah Refly, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Refly Harun, Senin, 23 November 2020 sore.

Menurutnya, tidak heran sesungguhnya concern masyarakat terhadap masa depan demokrasi negara itu sangat besar pada masa pemerintahan Presiden Jokowi ini. Pasalnya dikhawatirkan demokrasi Indonesia menjadi demokrasi yang regresif. Menurutnya, kebijakan-kebijakan Jokowi bukan maju, tetapi justru mundur, bahkan terbelakang.

Baca Juga: Inilah Ciri-ciri Wanita yang Dirindukan Surga dalam Agama Islam

Baca Juga: Tuk Penuhi Kebutuhan Pendidikan, Pemerintah Pusat Siapkan Anggaran Belanja

“Jadi, kalau sekarang barangkali kita sudah mendapatkan demokrasi prosedural mungkin, paling tidak sebelum mencapai demokrasi yang lebih substantif dan partisipatif, nah khawatir kita muncul pada gejala otoritarianisme lagi,” lanjut Refly.

Refly kemudian mengaitkan foto Anies Baswedan membaca buku tersebut dengan peristiwa yang terjadi baru-baru ini, yaitu pencopotan baliho Habib Rizieq Shihab yang dilakukan oleh aparat TNI, dalam hal ini Pangdam Jaya.

“Kalau dikaitkan dengan kejadian terakhir ini, dimana pasukan loreng TNI menurunkan baliho dan Habib Rizieq, seolah-olah ada kelumpuhan dari aparat penegak hukum baik di tingkat lokal maupun nasional baik itu Satpol PP dan polisi, itu bisa jadi alasannya benar,” kata Refly.** 

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah