MANTRA SUKABUMI - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru saja menerima penghargaan dari Komisi Informasi Pusat sebagai Pemda berkualifikasi informatif.
Setelah mendapat penghargaan tersebut, Anies Baswedan juga mendapat hadiah buku dari salah satu tokoh nasional Adhyaksa Dault.
Melalui akun Twitter pribadinya, Adhyaksa Dault mengucapkan terimakasih kepada Anies Baswedan yang telah menerima hadiah buku setebal 350 halaman tersebut.
Baca Juga: Ferdinand Kukuh Minta Novel Baswedan Usut Anies, Berikut Pernyataannya
Baca Juga: TNI dan FPI Akhirnya Berdamai Terkait Baliho Habib Rizieq, Mantan Ketua MPR: Beginilah Seharusnya
"Terima kasih Bapak Gubernur Anies Baswedan yang sudah menerima buku setebal 350 halaman ini," tulis Ferdinand seperti dilihat mantrasukabumi.com pada Kamis, 26 November 2020.
Ia juga mengatakan akan memberikan buku tersebut kepada para pimpinan organisasi kepemudaan.
Terima kasih Bapak Gubernur @aniesbaswedan yang sudah menerima buku setebal 350 halaman ini. Buku ini saya serahkan juga kepada para pimpinan organisasi kepemudaan, semoga mereka mampu menjadikan Pancasila sebagai sets of value negeri ini. https://t.co/XJBCw60jN8 pic.twitter.com/ek0cXXHJi5— Adhyaksa Dault (@AdhyDault) November 26, 2020
Adhyaksa menuturkan ia berharap mereka mampu menjadikan Pancasila sebagai sets of value negeri ini.
"Buku ini saya serahkan juga kepada para pimpinan organisasi kepemudaan, semoga mereka mampu menjadikan Pancasila sebagai sets of value negeri ini," sambungnya.
Baca Juga: Beredar Video Maruf Amin Sebut Ahok Sumber Konflik, Ferdinand: Sudah Jangan Diingat
Baca Juga: Polda Jabar Sebut Habieb Rizieq Shihab Berpotensi Jadi Tersangka, Begini Pernyataanya
Adhyaksa juga dalam akun Facebook miliknya menceritakan sekilas terkait proses penulisan serta isi bukunya.
Menurut Adhyaksa, buku tersebut ditulis pada tahun 2012 silam. Di dalamnya berisi tentang kepemimpinan yang kuat bagi orang yang diberikan amanat mengurus masyarakat.
Selain itu, buku tersebut juga berisi bagaimana menjadikan Pancasila bukan hanya kata-kata dan slogan saja.
"Buku ini saya tulis tahun 2012. Isinya antara lain, pentingnya kepemimpinan yang kuat oleh siapa saja yang diberikan amanat untuk mengurus masyarakat. Kedua, Pancasila harus kembali menjadi sets of value negeri ini. Sekarang Pancasila masih berhenti pada kata-kata dan slogan yang belum punya korelasi positif dengan kenyataan di lapangan," tulis Adhyaksa di akun Facebook miliknya.
Baca Juga: Gawat, Polisi Sebut Kemungkinan Tetapkan Tersangka Kasus Habib Rizieq
Baca Juga: Beredar Video Wanita Ucapkan Takbir Saat Ditilang, Budiman: Bangsa Ini Akan Acak-acakan
Terakhir menurut Adhyaksa, buku tersebut berisi tentang perubahan masyarakat. Baik perubahan pemimpinnya maupun juga perubahan pasa level rakyatnya.
"Ketiga, perubahan diri rakyat Indonesia. Kita semua harus berubah, untuk menghadang kegagalan suatu negara-bangsa, tidak cukup hanya menuntut perubahan pada level kepemimpinan atau pemimpin. Rakyat pun harus terus melakukan evaluasi diri untuk berubah menjadi lebih baik. Tanpa rakyat yang berubah, pemimpin yang dihasilkan pun kiranya tak jauh berbeda," pungkasnya.**