"Yang pertama kali bilang “hayya alal jihad” malah ditangkap oleh pemerintah Saudi Arabia. Gimana? Gimana?", tulis Gus Nadir seperti dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan akun twitter @na_dir pada Selasa, 1 Desember 2020.
Lebih jelasnya Gus Nadir me-Retwitt akun @hhsahal yang menyebutkan tokoh yang pertama kali mempopulerkan kalimat hayya alal jihad.
Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini Rabu 2 Desember 2020, Ada Sinopsis Ikatan Cinta yang Tak Boleh Anda Lewat
Yang pertama kali bilang “hayya alal jihad” malah ditangkap oleh pemerintah Saudi Arabia. Gimana? Gimana? ???? https://t.co/Z8TZJsHtLm— Khazanah GNH (@na_dirs) December 1, 2020
Kalimat tersebut tidak didapatkan dalam sumber utama agama Islam. Melainkan hanya nama atau judul sebuah buku yang ditulis oleh Salman al-Audah ulama garis keras asal Saudi Arabia.
Pada saat terjadi Perang Teluk, ia menentang kebijakan pemerintah Saudi yang mendatangkan pasukan Amerika untuk melawan Irak yang hendak menguasai kembali Kuwait.
Dia juga mempertanyakan fatwa Bin Baz yang mendukung langkah kerajaan Saudi. Akibatnya dia ditangkap, ditahan tanpa melalui proses pengadilan.
Pantas saja dia ditangkap, karena memang hal tersebut dinilai tidak pas, menyerukan jihad untuk menyerang pemerintah sah.
Di Indonesia beberapa hari ini kalimat itupu menggema di sebahagian tempat, namun keadaan Indonesia dalam kondisi aman, oleh karenanya itu dinilai tidak layak, apalagi dalam sebahagian video adzan tersebut ada yang sambil membawa senjata tajam, pertanyaannya mau jihad melawan siapa?
Baca Juga: Habieb Rizieq dan Hanif Alatas Tidak Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya: Beliau Tidak Mangkir
Terkait hal ini Habib Novel bin Jindan memberikan pandangan bahwa Jihad itu berjuan untuk meninggikan kalimat Allah, untuk mengangkat citra islam.