Usai Heboh Adzan Hayya Alal Jihad, Cak Nun: Saya Akan Sekalian Pakai Hayya Alal Qital

- 2 Desember 2020, 18:35 WIB
Cak Nun.
Cak Nun. /Tangkap layar YouTube/CakNun.com

MANTRA SUKABUMI – Heboh video Azan yang dikumandakan oleh sekelompok orang dibeberapa tempat.

Pasalnya adzan tersebut diselipkan kalimat tidak lazim yakni lafal ‘Hayya Alal jihad’. 

Video tersebut beredar melalui platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Whatsapp, maupun Twitter.

Baca Juga: ShopeePay Terima Penghargaan Marketeers Youth Choice: Brands of the Year 2020

Baca Juga: Heboh, Habib Soleh Alhamid Peringatkan Jokowi Bahwa Akan Terjadi Pertumpahan Darah di Indonesia

Hal itu menuai tanggapan dari Budayawan Muhammad Ainun Najib.

Muhammad Ainun Najib atau yang kerap dipanggil Cak Nun mengomentari adzan hayya alal jihad tersebut. 

Menurut Cak Nun, untuk melihat perspektif terkait azan dan iqomah yang ditambahih ‘Hayya Alal Jihad’ dapat melalui perspektif syariat dan fiqih. Tambahnya Ia juga mengatakan dapat dari perspektif sosial politik dan perspektif (katakanlah) langit.

"Iya saya kira kita ambil saja tiga cara pandang atau tiga perspektif atau tiga spektrum. Spektrum pertama pasti adalah fikih dalam syariat Islam, artinya tata cara beragama yang diatur oleh agama Islam." Ujar Cak Nun, sebagaimana dilihat mantrasukabumi.com dari kanal YouTube CakNun.com pada Rabu, 2 Desember 2020.

Menurutnya, Ia mengatakan bahwa ketika azan atau iqamah diganti dengan lafal ‘Hayya Alal Jihad’ secara fiqih tidak lazim karena bukan ajaran dan tradisi baku dari Rasulullah. 

Selanjutnya, Cak Nun yang biasa dikenal sebagai seorang budayawan dari Yogyakarta tersebut mengatakan bahwa azan atau iqamah diganti menjadi ‘Hayya Alal jihad’, maka akan lazim ketika ada ulama yang menyebutnya melanggar syariat, Bidah, atau bahkan sesat.

Baca Juga: Wahhh, Akhirnya Habib Rizieq Minta Maaf di Acara Reuni 212

Cak Nun juga mengatakan bahwa kalau tujuan atau niatnya adalah untuk perang lebih baik menjadi ‘Hayya Alal Qital’, yang artinya mari berperang. 

"Saya tidak curiga dan tidak mengklaim maksudnya, tapi Kalau saya jadi mereka saya akan sekalian memakai kata Qital, ‘Hayya Alal Qital’, Mari berperang" ujarnya. 

Selanjutnya, Cak Nur menjelaskan perspektif secara sosial politik. Menurutnya, secara sosial politik kaum muslim dan nilai-nilai Islam memang sudah sangat lama merasa ditindas, dianiayaa, disakiti, diinjak-injak. 

Jadi Cak Nun tidak heran dengan fenomena sekelompok orang yang mengganti azan ‘Hayya Alal Jihad’. Tambahnya, Ia mengatakan kaum muslim ditindas, ada yang yang tidak tahan, meledak, mengamuk, dan ada yang dengan pedang atau senjata rakitan. Tidak hanya itu, bahkan ada yang dengan kalam atau lidah seperti perubahan azan tersebut. 

Baca Juga: Waduhh, Pemerintah Bohongi Rakyat? Duta Besar Arab Saudi Buka-Bukaan Soal Kepulangan Habib Rizieq

Budayawan dari Yogyakarta tersebut juga menjelaskan kalau perspektif pandang kita luas, maka kita akan menemukan spektrum dimana subjek-subjeknya sangat banyak.

“Kalau perspektif pandangnya kita perluas, kita temukan spektrum di mana subjek-subjeknya sangat banyak seperti globalisasi, penjajahan Dajjal dan Ya’juj Ma’juj, imperialisme, kapitalisme global, amr dan iradah Allah Swt sendiri,” pungkasnya.**

 

Editor: Robi Maulana

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x