Carut Marut Polemik FPI dan Polri, Refly Harun Singgung Soal Jokowi dan Prabowo yang Keep Silent

- 12 Desember 2020, 21:52 WIB
Tangkap layar/Youtube/@Refly Harun
Tangkap layar/Youtube/@Refly Harun /

MANTRA SUKABUMI – Ahli hukum tata negara dan pengamat politik, Refly Harun menyinggung soal sikap Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang belum memberikan pernyataan apapun mengenai polemic yang terjadi diantara Front Pembela Islam (FPI) dan pihak kepolisian.

Ia mengatakan, sejak kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Indonesia dari Arab Saudi pada 10 November 2020 lalu, hingga kini baik Jokowi maupun Prabowo belum memberikan keterangan resmi apapun ke publik.

Hal tersebut siampaikan oleh Refly Harun melalui video yang diunggah di kanal YouTube miliknya pada Sabtu, 12 Desember 2020.

Baca Juga: Promo Peak Day 12.12, ShopeePay Menawarkan 9x Promo dalam Sehari dan Beragam Pilihan Merchant

Baca Juga: Usai Menang di Solo, Benarkah Gibran Rakabuming Digadang Akan Jadi The Next Cagub DKI Jakarta?

“Belum ada sikap dari Presiden Jokowi, sikap dari Prabowo juga, nggak ada juga. Kita tahu kalau FPI pendukung Prabowo dalam Pilpres 2019, sebagaimana disampaikan oleh Munarman,” kata Refly.

Selain itu, Refly Harun juga mengatakan bahwa Prabowo keep silent atau tetap diam sejak kepulangan Habib Rizieq dari Arab Saudi. Padahal, menurut Refly Harun pada saat Pilpres 2019, FPI telah mendukung kampanye Prabowo Subianto sebagai calon Presiden RI.

“Tidak juga sikap dari Prabowo. Prabowo keep silent sejak Habib Rizieq pulang tanggal 10 November lalu dari Arab Saudi. Sampai sekarang tidak ada statement apapun, tidak ada kunjungan apapun, tidak ada empati apapun, terhadap FPI yang sudah membantu, membackup, men-support kampanye Pilpres Prabowo,” lanjutnya, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari video di kanal YouTube Refly Harun pada Sabtu, 12 Desember 2020.

Baca Juga: Innaa Lillaahi, Tiba-tiba Fadli Zon Berikan Kabar Memilukan, Ada Apa?

Dalam video yang sama, Refly Harun mengatakan bahwa Presiden Jokowi dan jajaran aparat keamanan harus menjalankan tugas konstitusional. Namun, menurutnya tampak seperti ada kelompok masyarakat yang dikriminalkan dan diberi cap jelek.

“Jadi, yang namanya presiden, beserta aparat-aparat di bawahnya termasuk kepolisian harus menjalankan tugas konstitusional dia untuk melindungi segenap bangsa,” kata Refly Harun.

“Tapi yang terjadi adalah sepertinya ada kelompok masyarakat dikriminalkan menjadi victim, dikorbankan, diberikan cap jelek, padahal kita tidak tahu kesalahan apa yang diperbuat, karena hukum itu tidak bicara perasaan,” tambahnya.

Baca Juga: Innaa Lillahi, Ustadz Yusuf Mansur Dirujuk ke Rumah Sakit, Gus Miftah: Mohon Doa Terbaik, Kenapa?

Refly Harun kemudian menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hukum tidak bicara perasaan adalah, harus dicari alasan signifikan secara berkali-kali serta pemimpinnya langsung berhadapan dengan media.

“Kita bicara, perasaan FPI suka mensweeping, perasaan FPI kelompok preman berjubah, perasaan Habib Rizieq begini, dan lain sebagainya. Nggak bisa begitu, harus dicari yang signifikan, sehingga pantas semua energi dikerahkan ke sana, bahkan berkali-kali, langsung orang nomor satunya berhadapan dengan media,” jelasnya.

Ia kemudian berharap kasus antara FPI dan Polri berjalan dengan baik, dan diungkapkan secara transparan oleh penyidik dari kalangan internal maupun eksternal, yaitu Mabes Polri dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Baca Juga: Menohok, Refly Harun Anggap Polda Metro Jaya ‘Ngegas’ untuk Jadikan Habib Rizieq Tersangka

“Mudah-mudahan kasus ini berjalan dengan baik, maksudnya diungkapkan secara terang benderang, baik oleh tim eksternal maupun tim internal. Tim internal itu Mabes Polri, tim eksternal itu paling tidak saat ini adalah Komnas HAM,” pungkasnya.**

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah