Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin: Besok Presiden Jokowi Akan Disuntik Vaksin Covid-19

- 12 Januari 2021, 21:59 WIB
Ali Mochtar Ngabalin diperiksa penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya sebagai pelapor dalam perkara dugaan tindak pidana pencemaran nama baik, di Jakarta, Rabu 23 Desember 2020.
Ali Mochtar Ngabalin diperiksa penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya sebagai pelapor dalam perkara dugaan tindak pidana pencemaran nama baik, di Jakarta, Rabu 23 Desember 2020. /Antara

MANTRA SUKABUMI - Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa besok Rabu, 13 Januari 2021 Presiden Jokowi akan disuntik vaksin Covid-19. 

Setelah sebelumnya, pada bulan lalu Presiden Jokowi mengatakan dirinya siap menjadi orang pertama yang disuntik vaksin corona. 

Hal itu di sampaikan oleh Ali Mochtar Ngabalin melalui akun twitter miliknya pada 12 Januari 2021. 

Baca Juga: Nikmati Mudahnya Belanja Online di Merchant Baru ShopeePay 

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Natalius Pigai Terkait Penolakan Vaksin, Ferdinand: Sepertinya Anda Gagal Faham

"Presiden RI, insya Allah. besok rabu, 13 januari 2021 menjadi orang pertama di Indonesia yang akan disuntik vaksin corona", seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @AliNgabalinNew pada Selasa, 12 Januari 2021. 

"Tanggungjawab kita bersama utk mendukung kerja keras pemerintah dengan menghadirkan vaksin corona untuk seluruh rakyat indonesia", tulisnya menambahkan. 

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan dirinya siap untuk menjadi deretan orang pertama yang menerima vaksin COVID-19. 

"Kalau ada yang bertanya Presiden nanti di depan atau di belakang? kalau oleh tim diminta saya yang paling depan, saya siap," kata Presiden Jokowi di Puskesmas Tanah Sereal Bogor, Jawa Barat seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Antara pada Kamis, 19 November 2020. 

Baca Juga: Inilah Ciri-ciri Pengidap Darah Tinggi, Salah Satunya Kemerahan pada Wajah

Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu saat meninjau simulasi imunisasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tanah Sereal, Bogor bersama dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. 

Namun Presiden Jokowi menegaskan penerima vaksin diutamakan para tenaga kesehatan. 

"Kita akan membeli vaksin itu dari perusahaan merk yang ada di dalam daftarnya WHO. Saya tidak berbicara mereknya apa, asal sudah ada di dalam 'listnya' WHO itu yang akan kita berikan. Kemudian yang kedua juga kemanfaatan dari vaksin itu juga harus maksimal," kata Presiden. 

Pemerintah Indonesia diketahui sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China yaitu Sinovac, Sinopharm dan CanSino masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin. Vaksin itu rencananya akan diproduksi oleh BUMN PT Bio Farma. 

Baca Juga: Mengejutkan, Sosok Wanita Mantan Arya Saloka Akan Muncul di Sinetron Ikatan Cinta Malam Ini

Uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 Sinovac sedang dilakukan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sejak Agustus 2020 dan sudah ada 1.620 orang relawan yang mendapatkan suntikan pertama dan belum ditemukan efek samping. 

Selain dengan China, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus dengan memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma. 

Kemudian masih ada 100 juta dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi AstraZeneca diharapkan dapat dilakukan pengiriman pertama pada kuartal kedua 2021. 

Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sasaran penerima vaksin COVID-19 adalah sebanyak 160 juta orang dengan vaksin yang harus disediakan adalah 320 juta dosis vaksin dengan rincian: 

Baca Juga: Tanggapi Fadli Zon Dilaporkan ke MKD DPR RI, Muannas: Proses Hukum Orangnya dan Sita Akunnya

1. Garda terdepan seperti medis dan paramedis "contact tracing", pelayanan publik TNI/Polri, aparat hukum sejumlah 3.497.737 orang dengan kebutuhan vaksin 6.995.474 dosis

2. Masyarakat (tokoh agama/masyarakat), perangkat daerah (kecamatan, desa, RT/RW) sebagian pelaku ekonomi berjumlah 5.624.010 orang dengan jumlah vaksin 11.248.00 dosis

3. Seluruh tenaga pendidik (PAUD/TK, SD, SMP, SMA dan sederajat perguruan tinggi) sejumlah 4.361.197 orang dengan jumlah vaksin 8.722.394 orang.

4. Aparatur pemerintah (pusat, daerah dan legislatif) sejumlah 2.305.689 orang dengan total vaksin 4.611.734 dosis

5. Peserta PBJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) sejumlah 86.622.867 orang dengan kebutuhan vaksin 173.245.734 dosis

6. Ditambah masyarakat dan pelaku perekonomian lain berusia 19-59 tahun sebanyak 57.548.500 orang dengan kebutuhan vaksin 115.097.000 dosis.***

Editor: Encep Faiz

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah