“Mungkin saja ada pembicaraan didalam proksi SBY dan proksi Jokowi, tapi secara umum kita melihat tetap bahwa hal ini harus diselesaikan secara sempurna,” tutur Rocky Gerung.
Baca Juga: Berguna untuk Kendalikan Kadar Asam Urat, ini Dia 4 Golongan Makanan Rendah Purin
Rocky Gerung pun menanggapi tidak adanya sebuah demonstrasi dari pihak Partai Demokrat, namun publik dan masyarakat tetap mengawasinya.
“Kalau tidak ada demonstrasi, kalau demonstrasinya hanya sekedar pidato di depan Kemenhumkam tidak ada soal, yang dia lupa adalah diamnya publik itu adalah menunjukan apatisme terhadap kekuasaan,” tandasnya.
“Bisa saja orang tidak demo karena malas saja demo karena tidak ada gunanya, tetapi dendam terhadap kecurangan publik itu diikuti oleh pers dan dibicarakan oleh masyarakat politik,” papar Rocky Gerung.
Baca Juga: Catat, ini 5 Kombinasi Makanan yang Bisa Turunkan Berat Badan dengan Cara Alami dan Sehat
Pengamat politik ini menilai dan membandingkan dengan peristiwa Kapal Titanic, di mana para tamu sedang berpesta pora padahal kapalnya sudah bocor.
“Bisa saja orang Istana happy-happy hanya orang yang berada di bawahnya sarang tikus dan Mahfud tidak tahu itu,” pungkas Rocky Gerung.
Sebagaimana diketahui, Presiden melalui Moenkopolhukam menyatakan bahwa Jokowi happy-happy aja menanggapi gejolak yang terjadi ditubuh partai Demokrat, sehingga apa yang disampaikan Mahfud seolah-olah mewakili presiden.***