MANTRA SUKABUMI - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia Prof. Salim Haji Said menanggapi terkait KLB partai Demokrat.
Salim Said mengatakan bahwasanya kasus tersebut menyampaikan bahwa kita sedang didzalimi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Oleh karena itu, dirinya menegaskan bahwa seluruh rakyat telah tertipu dengan permainan SBY tersebut.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian
Baca Juga: Habis KLB Terbitlah Rebut Kantor Demokrat, Hinca Panjaitan: Kami yang Menjaga hingga Detik ini
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Prof Salim Said melalui unggahan video kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Jum'at 12 Maret 2021.
"Jadi kita ini didzalimi," ujar Salim Said, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan video bkanal YouTube Karni Ilyas Club pada Sabtu 13 Maret 2021.
"Ada dicerca oleh Taufik Kiemas, disebut cengeng anak kecil sehingga orang mengatakan bahwa pak SBY itu atau pengikutnya mendramatisir tingkah laku politiknya Taufik Kiemas untuk popularitas beliau," sambungannya.
Salim Said juga menegaskan bahwa SBY diduga tengah mengulang momentum pada waktu menjelang Pemilu 2004.
Baca Juga: Habib Rizieq Dirikan Pesantren di Rutan Bareskrim, Ferdinand : Lanjutkan, Semoga Betah
Saat SBY akan jadi presiden, dimana Taufiq Kiemas pernah menyebut SBY sebagai anak kecil.
Momen tersebut dinilainya sebagai salah satu tonggak yang dimaksimalkan SBY untuk memenangi pemilu kala itu.
Oleh karena itu, dengan kisruh KLB Partai Demokrat ini, muncul lagi dugaan semacam itu, yakni dugaan bahwa KLB tersebut adalah permainan SBY.
"Jadi sekarang ini muncul lagi tuduhan itu, bahwa permainan ini sekarang adalah usaha untuk menarik simpati dengan mengatakan liat tuh Moeldoko penguasa di sekitar presiden menganiaya Partai Demokrat, ada dugaan seperti itu," tuturnya.
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean: Jokowi Tunjukan Kesaktiannya seperti Petruk, Rizal Ramli Tak Paham
Namun demikian, menurut Salim Said terkait dengan orang-orang yang mendukung KLB Demokrat berpikiran bahwa berkali-kali SBY telah mengkritik.
Dan menyerang orang-orang yang nepotisme namun justru ia yang mengangkat anaknya sendiri untuk menggantikan perannya.
"Jadi kata orang-orang itu, kita tidak pernah menduga pak SBY mendorong anaknya yang masih muda itu, tentara pangkat terakhir mayor, ketika partai-partai lain yang sudah sukses semua itu kan jenderal," pungkasnya."***