MANTRA SUKABUMI – Di penghujung bulan Maret 2021 kemarin, dua aksi terorisme yang mengiris kemanusiaan terjadi di Indonesia.
Bom bunuh diri oleh sepasang suami istri di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28 Maret) dan penyerangan seorang perempuan di Mabes Polri pada Rabu (31 Maret). Ketiga pelaku aksi tersebut tergolong masih muda, kelahiran tahun 1995 atau biasa digolongkan dalam generasi milenial.
Untuk itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar meminta jangan sampai ada lagi generasi milenial yang dirasuki paham terorisme dan radikalisme seperti pelaku bom bunuh diri Makassar dan penyerangan Mabes Polri di Jakarta.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT
Baca Juga: Geram pada Ustaz Yahya Waloni, Anggota DPR RI: Wajah Islam Jadi Bengis, Brutal dan Penuh Kebencian
Hal inilah yang kemudian BNPT mendorong lebih kuat peran Duta Damai Dunia Maya saat menggelar Rapat Koordinasi Nasional 2021 di Parapat, Sumatera Utara, pada 5 sampai 7 April 2021.
Rapat koordinasi nasional para pemuda pejuang melawan terorisme di dunia maya tersebut dihadiri oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar beserta jajaran-nya.
Duta Damai Dunia Maya menjadi sangat relevan untuk kemudian dapat melawan, menjinakkan, mengalahkan narasi-narasi terorisme dan menjauhkan para milenial dari konten-konten terorisme yang bertebaran di internet.
Baca Juga: Berani Tolak Eksepsi Habib Rizieq Shihab, Anggota DPR RI: Hakim Harus Siap Dimaki