Cak Nun Sindir Para Pejabat Indonesia: Kalau Ia Naik ke Kursi Dibiayai oleh Tauke atau Cukong

- 10 April 2021, 07:14 WIB
 Indonesia: Kalau Ia Naik ke Kursi Dibiayai oleh Tauke atau Cukong
Indonesia: Kalau Ia Naik ke Kursi Dibiayai oleh Tauke atau Cukong /Tangkap layar YouTube Fist Name/

MANTRA SUKABUMI - Budayawan Indonesia Emha Ainun Najib atau biasa disebut Cak Nun menyindir keras para pejabat-pejabat yang ada di Indonesia.

Cak Nun menyampaikan bahwa para pejabat Indonesia ketika naik ke kursi maka ia di biayai oleh Tauke atau Cukong.

Tak hanya itu, sebelumnya Cak Nun menyampaikan bahwa para pejabat Indonesia adalah teladan dalam hal tanggung jawab.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 10 April 2021: Gawat, Ricky Teror Andin dan Al

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Cak Nun melalui halaman web caknun.com pada Kamis 7 April 2021.

"Pejabat Indonesia adalah teladan dalam hal tanggung jawab. Kalau ia naik ke kursi jabatan dibiayai oleh umpamanya Taoke atau Cukong-cukong," tulis cak nun, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari laman web caknun.com pada Sabtu 10 April 2021.

Lebih lanjut, cak nun mengatakan bahwa pejabat Indonesia paling konsisten dalam membuktikan tanggung jawabnya terutama dalam hal kekuasaan.

Baca Juga: Menjelang Ramadhan Anies Baswedan Pastikan Kesiapan Prokes untuk Tarawih di Masjid Istiqlal

"maka nanti ketika menjabat pejabat Indonesia setia dan konsisten membuktikan tanggung jawabnya, terutama yang terkait dengan kekuasaannya untuk melancarkan jalan dan proyek para donaturnya," sambungnya.

Lebih lanjut, Cak Nun menyampaikan bahwa pejabat Indonesia bukan tipe pengkhianat yang habis manis sepah di buang.

"Pejabat Indonesia paling mengerti bagaimana membayar budi. Mereka bukan tipe pengkhianat yang “habis manis sepah dibuang” tuturnya.

Pejabat Indonesia moralnya tinggi, akhlaknya bisa diandalkan. Rakyat juga memiliki rasio yang jelas dalam memilih pejabatnya. Kalau calon pejabat sudah menyelenggarakan “Serangan Fajar” membagi-bagi uang kepada penduduk, maka penduduk juga sangat bertanggung jawab terhadap calon pejabat yang memberinya uang.

Baca Juga: Bikin Haru Netizen, Presiden Jokowi Rela Kedinginan dan Berikan Jaketnya untuk Korban Banjir NTT

Berkat keteladanan para pemimpinnya, rakyat Indonesia juga tidak punya budaya materialistis atau mata duitan. Rakyat Indonesia tidak rakus atau eksploitatif terhadap siapapun yang meminta bantuan mereka untuk dipilih menjadi pejabat.

Rakyat tidak melihat jumlah banyaknya uang yang diserangkan di waktu fajar. Boleh hanya 100 ribu rupiah, atau bahkan maklum-maklum saja andaikan hanya 50 ribu rupiah.

 Itu sudah cukup untuk memilih calon pejabat sehingga menjadi pejabat. Rakyat Indonesia tidak rakus. Rakyat Indonesia sangat pandai bersyukur, dan canggih memanfaatkan uang meskipun hanya 50 ribu rupiah.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: CakNun.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah