MANTRA SUKABUMI - Abdullah Hehamahua mengaku ketika masuk Istana menemui Presiden seperti Nabi Musa yang mendatangi Fir'aun.
Pernyataan Abdullah Hehamahua yang ramai dipersoalkan itu disampaikan saat ia menceritakan kunjungan TP3 Laskar FPI ke Istana.
Mohamad Guntur Romli menanggapi Abdullah Hehamahua selaku Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Laskar FPI yang mengatakan bahwa pihaknya seperti Musa yang mendatangi Firauan saat menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
Baca Juga: Zaman Rasul Tidak Ada Shalat Tarawih, Berikut Penjelasan Quraish Shihab Tentang Asal Usul Tarawih
Guntur Romli mengingatkan agar Abdullah Hehamahua tidak takabur dan sombong dengan merasa seperti Nabi.
“Jangan takabur, sombong, sudah merasa seperti nabi, dengan menuding lawannya seperti Firaun,” cuit Guntur Romli, dikutip mantrasukabumi.com, dari akun twiternya, Rabu, 14 April 2021.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu juga lantas menyindir bahwa Musa a.s adalah seorang Nabi dan Rasul, bukan Ketua Partai.
Guntur Romli juga menyinggung bahwa agama tidak seharusnya dipolitisasi untuk kepentingan partai semata.
Seperti diketahui, Abdullah Hehamahua terpilih sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi yang baru dideklarasikan pada 2020 lalu.
Adapun pernyataan Abdullah Hehamahua yang ramai dipersoalkan itu disampaikan saat ia menceritakan kunjungan TP3 Laskar FPI ke Istana.
Bahwa Istana siap menerima besok (Rabu, 14 April 2021).datang jam 09 .00 wib 10 orang harus tes antigen dulu,” ungkap Abdullah Hehamahua.
Abdullah lalu menyebut, TP3 sepakat memaknai pertemuan itu seperti pertemuan antara Nabi Musa dengan Firaun.
“Kita (TP3) sepakat, kita datang sepeti Musa datang ke Firaun,” ucapnya.
Abdullah lalu buru-buru melanjutkan bahwa bukan berarti pihaknya menganggap Jokowi adalah Firaun.
“Tapi kita menempatkan posisi dia adalah penguasa seperti saat Firaun menjadi penguasa. Dan kami seperti Musa yang memperjuangkan kepentingan rakyat dan menegakkan kebenaran,” tuturnya.***