Semakin Bengkak, BI Catat Utang Indonesia Bertambah hingga 4 Persen

- 16 April 2021, 16:49 WIB
Gedung Bank Indonesia Thamrin, Jakarta Pusat.
Gedung Bank Indonesia Thamrin, Jakarta Pusat. /Dok. Encyclopedia Jakarta

MANTRA SUKABUMI - Bank Indonesia (BI) kembali memaparkan update terkait utang luar negeri Indonesia.

BI mencatat, jika utang luar negeri Indonesia bertambah hingga empat persen (yoy) atau sebesar 422,6 miliar dolar AS.

Penambahan tersebut terjadi pada Februari 2021 lalu. Utang tersebut menurut BI lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 2,7 persen.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: dr Eva Chaniago Sentil Bima Arya: Kepala Daerah Gini aja Gak Ngerti

Update ini disampaikan langsung oleh Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono di Jakarta.

"Peningkatan pertumbuhan utang tersebut didorong oleh utang luar negeri pemerintah dan utang luar negeri swasta," katanya dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada 16 April 2021.

Erwin mengatakan, utang luar negeri pemerintah tumbuh 4,6 persen dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2021 sebesar 2,8 persen.

Dilaporkan penambahan ini terjadi seiring dengan upaya penanganan pandemi Covid-19 dan akselerasi program vaksinasi serta perlindungan sosial pada triwulan I-2021.

Baca Juga: Waspada, Selain Picu Penyakit Jantung, Kacang Hijau Ternyata Dapat Timbulkan 7 Bahaya ini Untuk Kesehatan

Selain itu, ia menjelaskan jika peningkatan utang ini untuk memenuhi target pembiayaan APBN 2021 melalui pendanaan dari dalam dan luar negeri.

Pendanaan tersebut diketahui mengutamakan hutang tenor menengah-panjang dan pengelolaan portofolio utang secara aktif untuk mengendalikan biaya dan risiko.

Lebih lanjut, Erwin memaparkan pemanfaatan utang ini juga untuk mendukung belanja prioritas di beberapa sektor.

"Posisi utang luar negeri pemerintah pada Februari 2021 mencapai 209,2 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar 210,8 miliar dolar AS," ujarnya.

Erwin melanjutkan, utang luar negeri swasta tetap didominasi utang jangka panjang dengan pertumbuhan mencapai 3,4 persen.

Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan utang luar negeri perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5,9 persen.

Sedangkan utang luar negeri lembaga keuangan mengalami kontraksi 4,9 persen atau lebih rendah dari kontraksi pada Januari 2021 sebesar 6,1 persen.

"Dengan perkembangan tersebut, posisi utang luar negeri swasta pada Februari 2021 sebesar 210,5 miliar dolar AS, didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 78 persen terhadap total," pungkasnya.***

Editor: Fauzan Evan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah