Profil Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim, Perintis 3 Perusahaan Besar

- 28 April 2021, 19:19 WIB
Presiden Jokowi resmi melantik Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek dan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM serta Laksana Tri Handoko sebagai Kepala BRIN, di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 28 April 2021.
Presiden Jokowi resmi melantik Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek dan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM serta Laksana Tri Handoko sebagai Kepala BRIN, di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 28 April 2021. /Doc. Sekretariat Presiden/

MANTRA SUKABUMI - Presiden  Jokowi telah resmi melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Mendikbud-Ristek.

Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 28 April 2021 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

menteri yang mengisi pos kementerian dengan nomenklatur baru itu dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72/P Tahun 2021.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Tokoh Papua: KKB Papua Tidak Penting, yang Penting Geledah Bekas Sekretariat Ormas di Petamburan

Tentang Pembentukan dan Perubahan Kementerian serta Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.

Berikut adalah profil Nadiem Makarim dan sepak terjang awal karirnya, dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber.

Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. yang lahir di Singapura pada 4 Juli 1984, adalah seorang pengusaha yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo-K.H Ma'ruf Amin.

Nadiem Makarim yang dilantik pada 23 Oktober 2019. 

merupakan pendiri Gojek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand

Nadiem Anwar Makarim adalah putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri.

Ayahnya adalah seorang aktivis dan pengacara terkemuka yang berketurunan Minang-Arab. Sedangkan ibunya merupakan penulis lepas, Puteri dari Hamid Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Tanggapi Munarman Ditangkap Densus 88, Fahri Hamzah: Jangan Anggap Semua Musuh Negara

Nadiem menjalani proses pendidikan dasar hingga SMA berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura, kemudian Sehabis menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Singapura, pada tahun 2002 mengambil jurusan Hubungan Internasional di Universitas Brown, Amerika Serikat.

Nadiem sempat mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics, Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian mengambil pascasarjana dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.

Nadiem Makarim memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company.

Setelah memperoleh gelar MBA kemudian terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor.

Setelah keluar dari Zalora, kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek yang telah dirintis sejak tahun 2011.

Saat ini Gojek merupakan perusahaan rintisan terbesar di Indonesia. Pada bulan Agustus 2016, perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar US$550 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dari konsorsium yang terdiri dari KKR, Sequoia Capital, Capital Group, Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group, DST Global, Farallon Capital Management, Warburg Pincus, dan Formation Group.

Baca Juga: Mencekam, Ramalan Denny Darko akan Ada Ribuan Orang Meninggal Pasca Mudik Lebaran 2021

McKinsey & Co (2006–2009)

Setelah menyelesaikan sekolahnya di Harvard dengan gelar MBA, Nadiem memutuskan untuk pulang ke tanah air dan bekerja di McKinsey & Co. Nadiem menjadi konsultan McKinsey selama 3 tahun.

Zalora Indonesia (2011–2012)

Nadiem menjadi Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia pada tahun 2011. Pada 2012, Nadiem memutuskan keluar dari Zalora untuk membangun perusahaan rintisan (startup) sendiri, termasuk Gojek yang pada waktu itu memiliki 15 karyawan dan 450 mitra driver.

Nadiem mengaku telah belajar cukup banyak di Zalora, yang merupakan tujuan utamanya ketika menerima pekerjaan di perusahaan itu. Di Zalora, Nadiem memiliki kesempatan membangun perusahaan rintisan besar dan bekerja dengan sejumlah talenta terbaik di kawasan Asia.

Kartuku (2013–2014)

Sambil mengembangkan Gojek, Nadiem juga menjadi Chief Innovation Officer Kartuku setelah keluar dari Zalora. Saat awal berdiri, Kartuku tidak ada kompetitor dalam sistem pembayaran non-tunai di Indonesia.

Kartuku kemudian diakuisisi Gojek untuk memperkuat GoPay.

Baca Juga: Kabar Gembira, Menhan Prabowo Subianto akan Beli 3 Kapal Selam Pengganti KRI Nanggala 402

Gojek (2010–2019)

Nadiem mendirikan Gojek pada 2010 dan kini Gojek sudah menjadi salah satu dari 19 dekakorn di dunia, dengan valuasi Gojek mencapai US$10 miliar.

Gojek pertama kali berdiri sebagai pusat panggilan, menawarkan hanya pengiriman barang dan layanan ride-hailing dengan sepeda motor.

Sekarang, Gojek telah bertransformasi menjadi aplikasi besar, menyediakan lebih dari 20 layanan, mulai dari transportasi, pengantaran makanan, kebutuhan sehari-hari, pijat, bersih-bersih rumah, logistik hingga platform pembayaran digital yang dikenal dengan GoPay.

Karier bisnis Nadiem Makarim di Gojek membawanya masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Globe Asia.

Nadiem Makarim diperkirakan memiliki nilai kekayaan mencapai US$100 juta atau 1 Triliun lebih.***

 

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah