Gatot Nurmantyo Sanjung Cerita Duka Anak Prajurit KRI Nanggala 402 yang Bikin Haru

- 30 April 2021, 11:29 WIB
Gatot Nurmantyo menyanjung cerita duka salah satu anak prajurit KRI Nanggala 402
Gatot Nurmantyo menyanjung cerita duka salah satu anak prajurit KRI Nanggala 402 /YouTube Bang Arief

MANTRA SUKABUMI - Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo sanjung cerita duka anak prajurit KRI Nanggala 402.

Gatot Nurmantyo dibuat tersanjung oleh tulisan salah satu anak  prajurit KRI Nanggala 402 yang gugur.

Gatot Nurmantyo bahkan menuliskan ulang, kata-kata anak prajurit KRI Nanggala 402 pada akun Instagramnya.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Unggah Foto Munarman Pakai Sorban, Natalius Pigai: Saya Minta Selidiki Dia, Jangan Sampai Pagar Makan Tanaman

"Tulisan seorang anak syuhada KRI Nanggala 402. Tentang kesaksian anak salah satu korban gugur di KRI Nanggala 402," ucap Gatot, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @nurmantyo_gatot, pada Jumat, 30 April 2021.

Hasil tangkap layar akun Instgaram Gatot Nurmantyo
Hasil tangkap layar akun Instgaram Gatot Nurmantyo @nurmantyo_gatot

"Untuk Nery, kamu bukan hanya pencerita yang baik. Tetapi anak yang hebat dan juga pribadi yang kuat," tambahnya menyanjung.

Lanjut Gatot menuliskan ulang cerita tentang salah satu anak prajurit KRI Nanggala 402 itu.

SELAMAT BERTUGAS PRAJURIT.
By Nery.

Baca Juga: Ketua MPR, Muhammadiyah dan NU Sepakat KKB Papua Teroris, Natalius Pigai: Saya Mulai Percaya Kata Kepala BIN

Berita tentang hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402 sejak kemarin, membuat berkecamuk semua rasa kami.

Ya, salah satu awak kapal itu adalah ayah kami,  yang pamit bertugas hanya seminggu, namun di hari ketiga dikabarkan lost contact.

"Ya Allah, tolong ya Allah, butuh keajaibanmu" gumam adik perempuanku yang tak lepas dari TV dan memantau lewat sosial media.

"Eh, jangan bilang tenggelam dulu dong, jangan menyerah dong, cari, cari terus" histerisnya adik lelakiku penuh emosi.

Aku sebagai anak perempuan tertua menahan
semuanya, tidak ikut emosi walau air mata tak bisa terhenti.

Baca Juga: Pemerintah Sebut KKB Papua Teroris, Kontras: akan Tumbuhkan Luka Lebih dalam bagi Rakyat Papua

Tanggung jawabku memastikan keadaan rumah
terkendali, terutama ibuku, sesuai pesan ayah yang selalu di ulang-ulang

"Saat ayah bertugas, kondisi rumah menjadi tanggung jawabmu, bantu bunda untuk menjalankan hari selama ayah bertugas, kamu anak pertama, tugas ini memang untuk kamu, walaupun kamu perempuan, maka jadilah
perempuan yang kuat, adikmu boleh menyerah, tapi kamu tidak boleh menyerah jika masih bisa berdiri"

Hari-hari biasa kudengar petuah itu layaknya kaset yang di ulang-ulang terus sebulan 2 sampai 3 kali setiap mau bertugas beberapa hari.

Dan akan lebih lama petuah itu jika ayah akan bertugas sebulan lebih.

Dan kemaren petuah itu tidak lebih lama, namun sebelum masuk mobil ayah kembali dan menghampiriku, memegang pundakku, dan berkata:

Baca Juga: Soal Partai Ummat Amien Rais, Jansen: Hormat, Jendral saja Belum Tentu Mampu, Malah Milih Jalan Begal

"Ingat tanggung jawabmu, menjaga semua menjadi baik-baik saja, walau dalam keadaan tidak baik"

Hanya kujawab dengan anggukan, karena kupikir "apaan sih ayah, tugas cuma seminggu aja"
Namun ternyata tidak seperti biasanya, ayah
berlayar tanpa khabar.

Sejak dinyatakan hilang, ibuku menangis tapi tidak histeris, berdiam diri di kamar, di atas sajadah, terus merapalkan doa.

Kuhampiri saat berbuka puasa, kupastikan ibu baik-baik saja.

Ingin rasanya berteriak, namun sesuai pesan ayah, aku tidak boleh, aku harus jalankan tugas ayah.***

Editor: Fauzan Evan

Sumber: Instagram @movreview


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah