MANTRA SUKABUMI - Kantor Staf Presiden sampaikan berita duka, Wimar Witoelar Jubir Presiden RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur wafat.
Berita duka wafatnya Wimar Witoelar Jubir Presiden Gus Dur tersebut tersiar melalui akun twitter Kantor Staf Presiden
Melalui akun twitter resminya Kantor Staf Presiden turut berduka cita mendalam atas wafatnya Wimar Witoelar.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT
"Turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Wimar Witoelar. Almarhum pernah aktif sebagai Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid," cuit KSP seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @KSPgoid pada Rabu, 19 Mei 2021.
"Semoga almarhum diterima di sisi-Nya dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran serta kekuatan iman. Aamiin," tulis KSP.
Sebelumnya, Jaringan GUDURian juga menyampaikan duka cita atas wafatnya Wimar Witoelar, yang diketahui merupakan Jubir Presiden Gus Dur.
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un," cuit Jaringan GUSDURian seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @GUSDURians pada Rabu, Mei 2021.
"Jaringan GUSDURian berduka cita atas wafatnya Wimar Witoelar, Juru Bicara Presiden Gus Dur," tulisnya.
"Semoga beliau ditempatkan di sebaik-baiknya tempat kembali. Amin," ujarnya.
Sebelumnya, Wimar, yang merupakan Pemilik Biro Konsultan IMX, dikabarkan kritis di rumah sakit Pondok Indah.
Wimar didiagnosis mengalami sepsis alias kondisi medis yang disebabkan oleh timbulnya peradangan karena infeksi yang masuk dalam tubuh.
Baca Juga: Tak Mampu Tahan Roket, CEO Aman: Zionis Menipu Warga Israel dengan Iron Dome, Simak Penjelasannya
Wimar, pria kelahiran 1975 silam ini, tak hanya dikenal sebagai mantan Jubir Presiden Gus Dur.
Dia sempat menjabat sejumlah profesi, mulai dari wartawan, dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), kolumnis, penulis, pengusaha, hingga pemandu acara talk show di televisi.
Tak ketinggalan, alumnus Universitas George Washington ini juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang kerap melakukan kritik pada era Orde Baru melalui program 'Perspektif' di SCTV. Program itu pun sempat disetop.***