MANTRA SUKABUMI - Ivermectin merupakan obat yang dipercaya masyarakat bisa menangkal virus Covid-19, sehingga obat tersebut menjadi langka dipasaran dan harganya pun sangat mahal.
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban angkat bicara dalam hal ini.
Dia menyarankan agar masyarakat tidak mengkonsumsi obat Ivermectin untuk penyakit virus Covid-19. Sebab, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah tentang kemanjuran obat tersebut.
"Tentang Ivermectin. Berhentilah percaya pada hal-hal ajaib yang menjejali kami dengan instan. Sabar dulu. Masih belum ada bukti ilmiah tentang kemanjuran Ivermectin untuk Covid-19. Sebagai dokter, saya tidak akan menyarankan sesuatu yang dasar ilmiahnya belum diakui," Cuit Prof Zubairi, dikutip mantrasukabumi.com, dari akun twitternya, Rabu, 7 Juli 2021.
Dirinya melanjutkan, beberapa waktu lalu kementerian kesehatan India telah mengubah pengobatan yang diresepkan untuk pasien Covid-19. Menurut pedoman baru, penggunaan Ivermectin telah dihapus sepenuhnya. Kasus Covid-19 di India tidak turun drastis karena Ivermectin. Itu karena mereka melakukan lockdown yang intens.
Sementara di Amerika Serikat, Ivermectin amat tidak dianjurkan untuk pengobatan Covid-19. Lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Eropa, juga melarang Ivermectin terkecuali untuk uji klinis.
Lebih lanjut, Ketua Satgas Covid-19 IDI ini menyatakan, di Indonesia BPOM masih melakukan uji klinis terhadap Ivermectin dan belum mengizinkan obat tersebut sebagai obat Covid-19. Yang krusial, dokter-dokter di Indonesia tidak boleh memakai Ivermectin untuk pengobatan Covid-19 sebelum izin BPOM keluar. "Dokter saja tidak boleh, apalagi masyarakat. Ingat, Ivermectin adalah obat keras," ujarnya.