dr. Tirta Akui Salut dengan Pemerintah India, ini Sebabnya

- 13 Agustus 2021, 14:59 WIB
dr Tirta.
dr Tirta. /Instagram @dr.tirta

MANTRA SUKABUMI - dr.Tirta mengakui salut dengan pemerintahan negara India.  

dr. Tirta menanggapi persoalan perbedaan harga sebuah PCR di Indonesia dan di India.  

Influencer sekaligus praktisi kesehatan dr. Tirta mengunggah di akun media sosialnya sebuah judul berita terkait perbedaan harga PCR.

 Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Diberitakan negara India memberlakukan harga PCR hanya sejumlah 96 ribu rupiah. 

Sementara di Indonesia harga untuk melakukan PCR jauh lebih mahal yakni sebesar 900 ribu rupiah.  

dr. Tirta mengungkapkan kekagumannya terhadap pemerintahan India, yang dapat memberlakukan harga PCR jauh lebih murah daripada harga di Indonesia.  

"Hebat ya, india bisa murah PCR nya, Salut buat jajaran pemerintahan India," ujar dr. Tirta seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun instagramnya pada 13 Agustus 2021. 

Sementara sebelumnya Kementerian Kesehatan angkat suara soal harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 yang lebih mahal di pasaran, ketimbang tes usap antigen. 

Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa penentuan harga PCR yang saat ini beredar telah berdasarkan hasil kajian tim ahli. 

Kementerian Kesehatan angkat suara soal harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 yang lebih mahal di pasaran, ketimbang tes usap antigen.

Pihak Kemenkes melalui Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa penentuan harga PCR yang saat ini beredar telah berdasarkan hasil kajian tim ahli. 

Kemenkes telah menentukan batas tertinggi tes PCR Covid-19 saat ini di kisaran Rp500-900 ribu. 

Baca Juga: dr Tirta: Fasilitas Kesehatan Belum Merata di Indonesia Sebabkan Sulit Atasi Covid-19

Jumlah tersebut terbilang mahal dibanding harga PCR di India yang kini mulai diturunkan menjadi sekitar Rp95 ribu dari semula sekitar Rp150 ribu. 

Pihak Kemenkes menjelaskan bahwa tingginya PCR disebabkan oleh komponen pembentukan harga yang telah dikaji oleh tim.

Meski demikian, pihak Kemenkes mengaku tetap membuka masukan dari berbagai pihak terkait kemungkinan menurunkan harga PCR. ***

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah