Anies Baswedan: Kemerdekaan Adalah Menggelar Keadilan Sosial dan Kesejahteraan

- 16 Agustus 2021, 13:03 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan /Tangkapan layar Youtube Pemprov DKI Jakarta



MANTRA SUKABUMI - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut menghadiri pidato kenegaraan Presiden.

Pidato kenegaraan dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan republik Indonesia banyak dihadiri tokoh penting.

Anies Baswedan dalam unggahan status di media sosialnya mengakui berkunjung ke perpustakaan rumah.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Hal itu dilakukan Anies Baswedan dalam rangka menunggu sidang kedua dilanjutkan.

"Pagi tadi di jeda antara dua sidang setelah mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden di sidang Tahunan MPR, dan menunggu dimulainya Sidang Tahunan DPR," ujar Anies Baswedan seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun instagramnya pada 16 Agustus 2021.



Anies Baswedan menyusuri kembali deretan buku-buku pemikiran para perintis kemerdekaan yg ada di perpustakan rumah.

Menurut Anies Baswedan Para Perintis Kemerdekaan kita adalah intelektual pejuang.

Mereka bekerja dengan memiliki pemikiran yg matang. Semua punya gagasan.

Artikulasi dalam lisan dan tulisan mencerminkan bobot keterbukaan dan keluasan pandangan.

Menariknya, mereka berlatarbelakang keluarga papan atas di masa kolonial, sehingga dapat kesempatan sekolah.

 tapi mereka memilih untuk mendirikan sebuah republik yang bukan hanya untuk kaum papan atas.
 
Mendirikan republik yg memberikan kesempatan setara pada siapa saja.

Saya buka sebuah buku karya Jendral Besar AH Nasution, berkisah tentang perjuangan fisik sesudah proklamasi.

 Karena memang, merebut kemerdekaan adalah perjuangan intelektual, perjuangan politik. Sesudah merdeka, barulah mulai ada peperangan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Menyelami kembali buku-buku ini terasa benar bahwa mereka adalah politisi berkapasitas intelektual tinggi.

 Pikiran-pikirannya mewarnai kebijakan. Wajar jika mereka terbiasa dengan debat dan bahkan kritik.

Baca Juga: Anies Baswedan Akui Pemda DKI Jakarta Tidak Pilih-Pilih Data E-KTP Lakukan Vaksinasi
 
Pertukaran pikiran adalah bagian dari ikhtiar bersama untuk kemajuan negara.

Di dinding perpustakaan, terpampang lukisan Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka berdualah yang berdiri di depan mikrofon memproklamasikan kemerdekaan.

Tapi di balik mereka berdua ada ratusan, bahkan ribuan, orang Perintis Kemerdekaan yg berjuang lintas waktu hingga kita bisa merdeka.

Peristiwa Kebangkitan Nasional 1908 ke Sumpah Pemuda 1928 adalah 20 tahun lamanya. Dari tahun 1928 ke 1945 adalah 17 tahun lamanya.

 Bagi kita sekarang, rentang waktu perjuangan 20 tahun atau 17 tahun bisa diceritakan dalam waktu 10 menit saja.
 
 Tapi Ingatlah, bagi yg berjuang; masa 17 tahun itu amatlah panjang.

"Mari kita terus ingat dan camkan bahwa kemerdekaan itu bukan sekedar untuk menggulung kolonialisme, kemerdekaan itu adalah untuk menggelar keadilan sosial dan kesejahteraan," tutur Gubernur DKI.

"Ini tugas kita bersama untuk menuntaskannya. Dirgahayu Republik Indonesia!," pungkas Anies Baswedan.***



Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x