Profil Letjen Anumerta S Parman, Pahlawan Revolusi yang Tewas Dibunuh Gerombolan PKI

- 18 September 2021, 21:56 WIB
Profil S Parman
Profil S Parman /Twitter @SejarahRI/

Dia kemudian bekerja untuk polisi militer Kempeitai Jepang. Namun, ia ditangkap karena keraguan atas kesetiaannya, tetapi kemudian dibebaskan.

Setelah dibebaskan, ia dikirim ke Jepang untuk pelatihan intelijen, dan bekerja lagi untuk Kempeitai pada kembali sampai akhir perang, bekerja sebagai penerjemah di Yogyakarta.

Karier Militer Letjen S. Parman adalah sebagai berikut.

Setelah kemerdekaan Indonesia, S. Parman bergabung Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia.

Pada akhir Desember 1945, ia diangkat kepala staf dari Polisi Militer di Yogyakarta.

Empat tahun kemudian ia menjadi kepala staf untuk gubernur militer Jabodetabek dan dipromosikan menjadi mayor.

Dalam kapasitas ini, ia berhasil menggagalkan plot oleh "Hanya Raja Angkatan Bersenjata" (Angkatan Perang Ratu Adil, APRA), kelompok militer pemberontak yang dipimpin oleh Raymond Westerling, untuk membunuh komandan menteri pertahanan dan angkatan bersenjata.

Pada tahun 1951, S. Parman dikirim ke Sekolah Polisi Militer di Amerika Serikat untuk pelatihan lebih lanjut, dan pada tanggal 11 November tahun itu, diangkat menjadi komandan Polisi Militer Jakarta.

Baca Juga: Profil Mayjen Anumerta DI Panjaitan, Pahlawan yang Tewas Dibunuh oleh Gerombolan PKI

ia kemudian menduduki sejumlah posisi di Polisi Militer Nasional HQ, dan Departemen Pertahanan Indonesia sebelum dikirim ke London sebagai atase militer ke Kedutaan Indonesia di sana.

Pada tanggal 28 Juni, dengan pangkat Mayor Jenderal, ia diangkat menjadi asisten pertama dengan tanggung jawab untuk intelijen untuk Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani.

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah