Tim Medis Kewalahan, dalam Sehari Korban Virus Corona di Spanyol tembus 514 orang Meninggal

- 26 Maret 2020, 14:40 WIB
Ilutrasi COVID
Ilutrasi COVID /Pikiran Rakyat/.*(Pikiran Rakyat)

Mantrasukabumi.com - Pandemi Covid-19 makin meluas mendunia. Terbaru dikabarkan di Spanyol telah memakan korban yang cukup signifikan. Mengakibatkan tenaga medis mengeluhkan keadaan keterbatasan penanganan.

Para dokter di Spanyol mengeluhkan kurangnya alat pelindung dasar (APD) setelah kematian akibat Covid-19 di Negeri Matador mencapai 514 orang dalam satu hari. Jumlah petugas layanan kesehatan Spanyol berjumlah lebih dari 13% dari 39.673 kasus corona di negara tersebut.

Dilansir The Guardian, Kamis 25 Maret 2020, Spanyol merupakan negara kedua yang penduduknya paling banyak terjangkit kedua di Eropa setelah Italia. Spanyol juga telah menerapkan lockdown sejak 14 Maret, tetapi masih berjuang untuk memperlambat penyebaran virus yang sejauh ini telah merenggut 2.696 jiwa.

Wilayah Madrid telah mencatat 12.352 kasus, hampir sepertiga dari total nasional, dan 1.535 kasus kematian. Terbatasnya jumlah rumah sakit, rumah duka, dan krematorium di ibu kota, gelanggang es di kota tersebut pun telah dijadikan kamar mayat sementara.

Begitu juga gedung konferensi Ifema di Madrid telah diubah menjadi rumah sakit lapangan dengan kapasitas untuk 5.500 tempat tidur. Ketika jumlah petugas kesehatan yang terinfeksi meningkat, beberapa profesional kesehatan mengatakan, mereka masih kekurangan APD yang diperlukan untuk membuat diri mereka tetap aman.

Pada Selasa pagi, pemerintah mengkonfirmasi bahwa 5.400 petugas kesehatan telah terinfeksi Covid-19. Hampir 650.000 alat uji cepat didistribusikan untuk staf medis garis depan dan juga untuk penduduk rumah dan daerah yang paling terkena dampak.

Angela Hernández Puente, seorang ahli bedah dan wakil sekretaris jenderal asosiasi medis Amtys Madrid, mengatakan retorika politik tidak dapat digunakan untuk menyembunyikan salah langkah dan kesalahan-kesalahan dalam respons Spanyol terhadap virus tersebut.

“Alasan bahwa ‘kami melakukan semua yang kami bisa,’ atau ‘kami sedang berperang’ tidak dapat diizinkan untuk menutup defisit manajemen yang kami lihat di tingkat regional dan nasional. Segala sesuatu dapat, dan harus, dilakukan dengan lebih baik. Ini bukan perang, ini adalah epidemi yang dikelola dengan sangat buruk,” ujarnya.

Hernández mengatakan, fasilitas perawatan kesehatan utama dan staf di ibu kota kekurangan peralatan perlindungan pribadi, termasuk masker, pelindung dan gaun kedap air. Video yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan bahwa ICU di Madrid benar-benar kewalahan. Tampak orang yang lebih muda diberikan prioritas ketimbang yang lebih tua akibat kurangnya ventilator.

Akan tetapi, lanjut Hernández, mengatakan bahwa sementara triase di IGD semakin intensif, kapasitas masih ada. Ia juga menunjukkan bahwa beberapa unit perawatan intensif (ICU) secara rutin membuat keputusan tentang penggunaan peralatan terbaik ketika mengarah kepada peluang pasien.

Untuk diketahui, Triase IGD adalah proses penentuan atau seleksi pasien yang diprioritaskan untuk mendapat penanganan terlebih dahulu di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit.

“Unit perawatan intensif selalu melakukan triase, mereka selalu memiliki sumber daya terbatas sehingga Anda melihat siapa yang akan paling diuntungkan. Tetapi memang benar bahwa sistem kesehatan benar-benar kelebihan beban dan bahwa keputusan itu diambil dengan dasar yang lebih ketat,” katanya.

Hernández mengatakan bahwa rekan-rekan di layanan kesehatan “memberikan semua yang mereka punya, dan kadang membahayakan hidup mereka sendiri”. Dia mengatakan sepertinya tidak ada pelajaran yang didapat dari Italia, di mana virus itu juga berdampak serius pada petugas kesehatan, terutama mereka yang lebih tua.

Fernado Simón, kepala pusat darurat kesehatan Spanyol, mengatakan bahwa negara ini sedang berada dalam minggu yang berat tetapi ia juga menambahkan itu harus segera menjadi jelas apakah tindakan pengurungan drastis pemerintah telah berhasil menangkap jumlah kasus baru.

“Ini adalah minggu di mana kita semua berharap untuk melihat apa yang telah kita usahakan untuk tercapai dengan langkah-langkah penting dan sangat agresif yang telah kita lakukan di Spanyol. Kami menunggu untuk melihat apakah kami telah mencapai puncaknya dan akan melihat adanya penurunan jumlah kasus,” ujarnya.

Simon juga mengatakan petugas kesehatan akan menghadapi krisis hebat jauh setelah titik ketika jumlah kasus baru mulai berkurang. “Butuh beberapa saat sebelum orang yang menunjukkan gejala berakhir di rumah sakit atau sebelum mereka dirawat di unit perawatan intensif,” ujarnya.


“Itu berarti bahwa tekanan pada rumah sakit dan ICU akan bertahan melampaui saat ketika transmisi dikendalikan. Kita perlu fokus pada hal itu, dan petugas kesehatan akan berada di bawah tekanan lebih lama daripada penduduk lainnya,” katanya.

“Ini adalah minggu di mana kita semua berharap untuk melihat apa yang telah kita usahakan untuk tercapai dengan langkah-langkah penting dan sangat agresif yang telah kita lakukan di Spanyol. Kami menunggu untuk melihat apakah kami telah mencapai puncaknya dan akan melihat adanya penurunan jumlah kasus,” ujarnya.


Simon juga mengatakan petugas kesehatan akan menghadapi krisis hebat jauh setelah titik ketika jumlah kasus baru mulai berkurang. “Butuh beberapa saat sebelum orang yang menunjukkan gejala berakhir di rumah sakit atau sebelum mereka dirawat di unit perawatan intensif,” ujarnya.


“Itu berarti bahwa tekanan pada rumah sakit dan ICU akan bertahan melampaui saat ketika transmisi dikendalikan. Kita perlu fokus pada hal itu, dan petugas kesehatan akan berada di bawah tekanan lebih lama daripada penduduk lainnya,” katanya.

sumber : pikiran-rakyat.com dengan judul  514 Orang Meninggal di Spanyol dalam Sehari, Dokter dan Suster Kewalahan

 

 

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x