Baca Juga: Pendaftaran UTBK dilakukan bersamaan dengan SBMPTN, Catat Tanggal Pentingnya!
"Saya senang dengan kepindahan tersebut dan saya merasa bisa berada di tempat yang paling dibutuhkan dan saya bangga akan dapat menggunakan keterampilan saya untuk membantu para penderita penyakit yang belum ada obatnya," ujar Dito, yang pernah sukses menggelar promosi Indonesia bertajuk Indonesia Weekend, di Potters Fields dengan latar Tower Bridge di depan kantor wali kota London.
Lebih lanjut Dito mengatakan tugasnya di garis depan corona bertepatan dengan minggu pertama saat puncak kasus corona melanda Inggris. Pada hari pertama bertugas, tuturnya, terasa seperti memasuki tugas militer dengan pengarahan sebelum pergi ke laga pertempuran. Lusinan dokter junior dan senior berkerumun di ruang khusus untuk merumuskan rencana tugas dan tanggung jawab.
"Banyak dari kami belum pernah melihat pasien dengan gejala COVID-19 sebelumnya dan, beberapa dari kami tidak bekerja di bangsal medis selama bertahun-tahun," katanya.
Namun demikian, sebagian besar dari para dokter itu bersemangat untuk menghadapi tantangan sekali seumur hidup ini, ujar Dito yang pernah menjadi komentator Sepak Bola Liga Premier, berbahasa Indonesia.
Baca Juga: 20 Kata-kata Romantis Paling Ampuh di Tahun 2020 untuk Luluhkan Hati Orang yang Disuka
Tak semua rencana kerja yang disusun berjalan lancar. Dalam praktiknya, banyak kejadian yang tak terpikirkan sebelumnya. Sepertiga tenaga dokter harus mengisolasi diri karena diduga tertular corona. Akibatnya, setiap pagi ada perombakan besar komposisi dokter yang bertugas. Semua ini untuk mengisi kekosongan dalam unit kerja dan memastikan bahwa setiap lingkungan satuan kerja memiliki staf yang memadai.
Menurut Dito, saat ia berjalan melewati lingkungan pasien corona, setiap hari ia merasakan ketegangan, yang juga dirasakan rekan-rekannya. Ada perasaan bahaya potensial di balik setiap pintu ke kamar pasien dengan COVID-19. Apalagi para petugas medis masih ada ketidakpastian perasaan tentang spesifikasi alat pelindung diri (APD).
Rumah sakit-rumah sakit di Inggris sempat kekurangan APD sehingga dokter dan petugas medis disarankan menggunakan ulang APD yang telah dipakai, padahal standar medis mengharuskan sekali pakai dan buang. Namun kekurangan itu segera diatasi oleh otoritas kesehatan di Inggris dengan mengimpor APD dalam jumlah besar dari China.
Baca Juga: Token Listrik Gratis dari PLN Bulan Juni Sudah Dapat Diakses, Berikut Cara Untuk Mengklaimnya