Sering Merasa Gerah dalam Sepekan Terakhir? Begini Penjelasan BMKG Tentang Cuaca Panas

- 11 Mei 2022, 21:23 WIB
BMKG berikan penjelasan mengenai alasan mengapa sepekan terakhir ini terasa panas disebabkan karena gelombang panas atau heatwave
BMKG berikan penjelasan mengenai alasan mengapa sepekan terakhir ini terasa panas disebabkan karena gelombang panas atau heatwave /pexels.com/pixabay

MANTRA SUKABUMI - Apa anda merasa gerah seharian ini? Simak penjelasan BMKG tentang cuaca panas dalam sepekan terakhir.

Kita mungkin menyadari dalam sepekan terakhir cuaca panas mulai melanda sejumlah daerah di Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung.

Meski terasa lebih panas karena terik matahari, namun hal tersebut bukanlah merupakan gelombang panas atau heatwave.

Baca Juga: Waspada Kondisi Suhu Terik, BMKG: Bukan Akibat Gelombang Panas

Bahkan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, selama periode 1-7 Mei suhu di Indonesia saat ini berkisar antara 33-36,1 derajat Celcius.

"Suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celcius terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimantan Utara. Suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38,8 derajat Celcius di Palembang pada tahun 2019," jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, sebagaimana dilansir dari situs resmi BMKG pada Rabu, 11 Mei 2022.

Guswanto menambahkan, fenomena teriknya suhu udara ini dipicu oleh beberapa hal.

Yakni posisi semu Matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.

"Di mana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi," tambahnya.

Baca Juga: Jangan Khawatir Namun Tetap Waspada! ini Kata BMKG Soal Gempa Bumi Sabtu, 12 Maret 2022

Selain itu, Guswanto juga menyebut fenomena suhu panas saat ini juga didominasi oleh faktor cuaca yang cerah membuat tingkat awan menjadi rendah.

Sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup panas dan terik terutama pada siang hari.

Akan tetapi, suhu terik yang kerap dirasakan belakangan ini bukan merupakan fenomena gelombang panas, tegas Guswanto.

Sementara itu, World Meteorologi Organization (WMO) menyebutkan, jika gelombang panas di Indonesia ini bukan merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut,

dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat Celcius atau lebih.

"Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah. Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas dalam skala variabilitas harian," jelas Guswanto.

Guswanto melanjutkan, Kondisi ini harus terus diwaspadai hingga pertengahan bulan Mei ini.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Gempa Magnitudo 5.5 Guncang Banten, Terasa hingga Sukabumi, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

Dengan demikian BMKG mengimbau agar masyarakat selalu menjaga stamina cairan tubuh.

Terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari agar tidak terhindar dari dehidrasi. Caranya, dengan rutin minum air putih selama beraktivitas.

"Ini agar masyarakat tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," pungkasnya.***

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x