Ustadz Abdul Somad Dideportasi, Ini Pernyataan Resmi Singapura: Singgung Bom Bunuh Diri

- 18 Mei 2022, 13:41 WIB
 Ustadz Abdul Somad Dideportasi, Ini Pernyataan Resmi Singapura: Singgung Bom Bunuh Diri./pikiran-rakyat.com
Ustadz Abdul Somad Dideportasi, Ini Pernyataan Resmi Singapura: Singgung Bom Bunuh Diri./pikiran-rakyat.com /

MANTRA SUKABUMI - Teka teki alasan Ustadz Abdul Somad dideportasi dari Singapura kini terungkap.

Hal itu setelah Pemerintah Singapura melalui Kementerian Dalam Negerinya memberikan pernyataan resmi penolakan terhadap Ustadz Abdul Somad.

Dalam salah satu pernyataannya, Singapura menilai Ustadz Abdul Somad sebagai pemecah belah dan menyinggung bom bunuh diri.

Baca Juga: Simak, Begini Cara Hitung Besaran Zakat Dagang atau Bisnis Menurut Ustadz Abdul Somad

Lantas bagaimana sebenarnya alasan penolakan Singapura terhadap Ustadz Abdul Somad hingga dideportasi bersama enam orang lainnya.

Berikut dirangkum mantrasukabumi.com dari laman resmi Kementerian Dalam Negeri Singapura pada Rabu, 18 Mei 2022.

1. The Ministry of Home Affairs (MHA) confirms that Indonesian preacher Abdul Somad Batubara (Somad) arrived at Singapore’s Tanah Merah Ferry Terminal on 16 May 2022 from Batam with six travel companions. Somad was interviewed, following which the group was denied entry into Singapore and placed on a ferry back to Batam on the same day.

Kementerian Dalam Negeri (MHA) memastikan bahwa ustadz Abdul Somad Batubara (Somad) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam pendamping perjalanan. Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama.

2. Somad has been known to preach extremist and segregationist teachings, which are unacceptable in Singapore’s multi-racial and multi-religious society. For example, Somad has preached that suicide bombings are legitimate in the context of the Israel-Palestine conflict, and are considered “martyrdom” operations. He has also made comments denigrating members of other faith communities, such as Christians, by describing the Christian crucifix as the dwelling place of an “infidel jinn (spirit/demon)”. In addition, Somad has publicly referred to non-Muslims as “kafirs” (infidels).

Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi “syahid”. Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir". Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai “kafir” (kafir).

3. A visitor’s entry into Singapore is neither automatic nor a right. Each case is assessed on its own merits. While Somad had attempted to enter Singapore ostensibly for a social visit, the Singapore Government takes a serious view of any persons who advocate violence and/or espouse extremist and segregationist teachings. Somad and his travel companions were denied entry into Singapore.

Masuknya pengunjung ke Singapura tidak otomatis atau hak setiap orang. Setiap kasus dinilai berdasarkan kemampuannya sendiri. Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan pura-pura untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Ungkap Amalan yang Lebih Hebat dari Mati Syahid, Jihad, Bahkan Haji Mabrur

Seperti diketahui sebelumnya, Ustadz Abdul Somad bersama enam orang lainnya ditolak Singapura saat sampai di Tanah Merah Singapura.

Ustadz Abdul Somad mengaku tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan termasuk dirinya tidak mendapat penjelasan alasan penolakannya.

Ia lantas menyampaikan perlakuan pihak Imigrasi Singapura di media sosial yang kemudian menjadi viral dan mendapat tanggapan dari berbagai pihak.

Kedutaan Besar Indonesia di Singapura juga langsung mengirimkan nota diplomatik atas insiden tersebut.***

Editor: Andriana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x