Sejarah Denjaka, Pasukan Khusus dan anti teror yang Akan Kawal Jokowi ke Ukraina dan Rusia

- 25 Juni 2022, 10:10 WIB
Sejarah dari pasukan khusus dan anti teror yakni Denjaka, yakni pasukan yang akan mengawal Jokowi kunjungan kerja ke Rusia dan Ukraina
Sejarah dari pasukan khusus dan anti teror yakni Denjaka, yakni pasukan yang akan mengawal Jokowi kunjungan kerja ke Rusia dan Ukraina /Instagram @marinir_TNI_AL/

MANTRA SUKABUMI - Selama lawatan ke Rusia dan Ukraina, Jokowi akan ditemani oleh salah satu pasukan khusus anti teror yakni Denjaka.

Jokowi akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan juga Presiden Rusia Vladimir Putin.

Jokowi akan menemui kedua Presiden tersebut di negaranya masing masing.

Baca Juga: Siap Kawal Jokowi Kunjungan ke Ukraina dan Rusia, Begini Profil Pasukan Denjaka

Istilah Hantu Laut kerap disematkan untuk pasukan Denjaka.

Mengingat kemampuan Denjaka yang sangat handal dalam menjaga kawasan laut Indonesia dari ancaman atau teror.

Tak jarang mereka harus melakukan penyamaran demi menggagalkan sabotase atau pembajakan kapal.

Berkat kemampuannya itu, setiap prajurit Denjaka diklaim setara dengan 12 prajurit tempur biasa.

Berikut sejarah Denjaka seperti dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Sabtu, 25 Juni 2022.

Pasukan Antiteror Denjaka memiliki peran sebagai

- Anti-bajak kapal laut

- Anti-bajak pesawat udara

- segala bentuk teror aspek laut/darat/udara

- perang kota/hutan/pantai/laut
sabotase

- intelijen & kontra-intelijen

Pada 4 November 1982, KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla).

Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut.

Baca Juga: Sejarah dan Syarat Jadi 'Paskibraka 2021' Pasukan Pengibar Bendara Pusaka

Ancaman ancaman tersebut seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya di perairan laut Indonesia.

Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska).

Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir.

KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.

Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara.

Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu pada 13 November 1984 Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut.

Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Korps Marinir yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.

Berdasarkan peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/77/X/2010 tentang persetujuan dan pengesahan peningkatan kepangkatan dalam jabatan di lingkungan Korps Marinir diputuskan Komandan Detasemen Jalamangkara berpangkat Kolonel.

Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando.

Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi dan Kopaska.

Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan atau bawah laut maupun lewat udara.

Denjaka terdiri dari satu markas zedenk detasemen, satu tim markas, satu tim teknik dan tiga tim tempur.

Baca Juga: Waspada! Kini PNS Bolos 10 Hari Kerja Bisa Dipecat, Simak Surat Edaran Menpan RB No 16/2022

Sebagai unsur pelaksana, prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi serta medan operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai.

Disamping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara.

Setiap prajurit Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang bermaterikan,

Taktik dan teknik anti-teror, dan anti-sabotase serta dasar-dasar spesialisasi Komando kelautan dan keparaan lanjutan

Pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang, peningkatan kemampuan bela diri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi rahasia, darat, laut dan udara.

Penguasaan taktik dan teknik untuk merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan/pangkalan dan personel yang disandera di objek vital di laut.

Penguasaan taktik dan teknik operasi klandestin aspek laut, pengetahuan tentang terorisme dan sabotase.

Penjinakan bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi.

Selain itu TNI AL masih memiliki satu pasukan khusus lagi, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska).

Kedua satuan pernah beberapa kali melakukan latihan gabungan dengan US Navy SEAL.***

Editor: Nahrudin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah