Tapi seperti kesaksian Toto
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Aku benar-benar tak mampu
benar-benar mengenangmu
dengan benar
Yang melintas-lintas dalam kenang dan bayang
hanyalah kilatan-kilatan sosok-sosok
berkepala besar berbentuk tak karuan
dengan dada terbelah
memburai hati dan jantung
tergantung hitam membatu
Dengan liar dan bar-bar mereka menari-nari
dan bernyanyi-nyanyi sumbang tentang
Sorak-sorak bergembira
Sambil mereguk racik minuman
dari keringat, darah, dan air mata bangsa
Baca Juga: Link Download Logo Hari Pramuka ke-61, Lengkap dengan Tema dan Filosofi Maknanya
Matanya tajam memancar tikam
Mulutnya menyeringai
berliur lendir
yang terus mengalir
Perutnya seperti melar
tak kelar lapar
menampung semua
yang mulutnya kunyah
sepenuh syahwat duniawi
Aku benar-benar tak mampu
benar-benar mengenang mu
dengan benar
apalagi melanjutkan luhur
cita-cita juangmu
Aku menghormat kepada merah putih
yang gagah di angkasa Nusantara
Tapi sekali lagi, aku dengar deru gemuruh aduh dan keluh dari kebyar-kebyarnya
Malu, sangat malu
Sekadar mengenang saja
aku tak mampu
Dan anugrah kemerdekaan
yang kau persembahkan sepenuh tulus
terkulai seperti tanpa nilai
dan pinta sederhanamu lewat Chairil