Peristiwa 17 Agustus: Proses Pembacaan Teks Proklamasi Menjelang Kemerdekaan Indonesia

- 17 Agustus 2022, 16:40 WIB
Peristiwa 17 Agustus: Proses Pembacaan Teks Proklamasi Menjelang Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa 17 Agustus: Proses Pembacaan Teks Proklamasi Menjelang Kemerdekaan Indonesia /IPPHOS/Frans Mendoer



MANTRA SUKABUMI - Tepat hari ini, 17 Agustus 1945 silam, Soekarno membacakan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peristiwa bersejarah itu dilakukan di depan rumah Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat.

Tentu hal ini disambut dengan suka cita oleh masyarakat Indonesia yang sudah lama menunggu kemerdekaan.

Di balik pembacaan teks proklamasi, terdapat sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan.

Sudah terhitung berapa banyak pahlawan yang gugur karena perjuangan bangsa Indonesia untuk berdaulat dan bebas dari penjajah.

Baca Juga: Awal Mula Dibentukan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka PASKIBRAKA Saat 17 Agustus

Momentum pembacaan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah terjadi tanpa adanya peristiwa yang mendasarinya.

Dirangkum mantrasukabumi.com melalui berbagai sumber pada Rabu, 17 Agustus 2022, berikut ini adalah sejarah detik-detik proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada 16 Agustus 1945 silam. Dimana Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda ke Rengasdengklok untuk menyerukan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, keinginan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan semakin menggelora di bangsa Indonesia. Namun, saat itu terjadi perbedaan pendapat yang tajam antara yang muda dan yang tua mengenai pelaksanaan proklamasi.

Sebelumnya, ada pertemuan antara antara golongan muda dengan golongan tua di kediaman Bung Karno, Jl Pegangsaan Timur No 56, Jakarta, pada Rabu, 15 Agustus 1945, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, terjadi 'panas' di kalangan anak muda terkait proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Dalam hal ini, golongan muda harus segera mendeklarasikan kemerdekaan, bila perlu saat itu juga. Mereka bahkan mengaku siap melawan tentara Jepang jika terjadi pertumpahan darah. Namun, saat itu Bung Karno berpandangan bahwa kekuatan para pejuang tidak cukup untuk melawan kekuatan tentara Jepang.

Setelah mencapai titik temu, Bung Karno akhirnya berunding dengan sejumlah tokoh dari golongan lama, antara lain Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Namun, hasil negosiasi tidak sesuai dengan keinginan anak muda.

Saat itu, kata Hatta, keputusan itu tidak sesuai dengan keinginan anak muda. Karena dinilai kurang diperhitungkan dan bisa menimbulkan banyak korban jiwa. Kecewa dengan keputusan tersebut, kelompok muda itu kemudian 'menculik' Bung Karno dan Bung Hatta, pada Kamis 16 Agustus 1945 sekitar pukul 04.00 WIB.

Kemudian mereka dibawa ke sebuah rumah milik salah satu tokoh PETA, Djiaw Kie Siong, di sebuah kota kecil dekat Karawang, yaitu Rengasdengklok. Lokasi Rengasdengklok yang terpencil menjadi salah satu alasan mengapa anak muda memilih tempat ini untuk dengan mudah mendeteksi pergerakan tentara Jepang dalam perjalanan menuju tempat tersebut.

Baca Juga: Keunikan Baju Adat Buton Sulawesi Tenggara Pakaian Khas yang Digunakan Presiden Joko Widodo saat Upacara

Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sedangkan kesepakatan yang terjadi di Jakarta adalah antara golongan tua yang diwakili oleh Ahmad Soebardjo dan golongan muda yang diwakili oleh Wikana. Saat itu pembuktian proklamasi kemerdekaan akan dilakukan di Jakarta.

Bung Karno dan Bung Hatta kemudian dijemput oleh Ahmad Soebardjo untuk kembali ke Jakarta. Saat itu, Ahmad Soebardjo berjanji kepada para pemuda di Rengasdengklok bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 WIB.

Sementara itu, teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Soebardjo di rumah Laksamana Maeda pada 17 Agustus. Setelah penyusunan teks proklamasi selesai, teks tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik, kemudian ditandatangani oleh Soekarno.

Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.30 dilakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia di depan rumah Soekarno di Jalan Pegangsangan Timur No 56. Rumah Soekarno dipilih karena dikhawatirkan jika dilakukan di lapangan Ikada, akan terjadi bentrokan antara rakyat dan militer Jepang.

Didampingi Bung Hatta, Soekarno membacakan teks proklamasi. Bacaan juga disampaikan oleh BM Diah dan Jusuf Ronodipuro melalui radio, surat kabar, telegram, dan lisan. Selain itu, proklamasi ini juga diabadikan oleh wartawan bernama Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS.

Melansir dari buku Undang-Undang Dasar 1945 (Amandemen), karya Redaksi Grhatama, berikut isi teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

***

Editor: Azka Jauhar Kamila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x