Berdasarkan buku Sejarah untuk Kelas XII oleh Nana Supriatna, ISDV menyusup ke partai-partai lokal baik besar maupun kecil, seperti Sarekat Islam (SI). Beberapa tokoh SI yang melejit pada saat itu antara lain Semaoen dan Darsono, yang tak lain berperan penting dalam pendirian PKI.
Baca Juga: 10 Pantun Ucapan Hari Kesaktian Pancasila Diperingati 1 Oktober 2021 Usai Tragedi Peristiwa G30S PKI
Pada tahun 1920-an, ISDV kemudian mengilhami lahirnya PKI dengan Semaoen sebagai ketua dan Darsono menjadi wakilnya.
Dalam buku Tan Malaka: Pergulatan Menuju Republik 1897-1925 yang ditulis oleh Harry A. Poeze, Tan Malaka sempat mengusulkan PKI sebagai Partai Nasional Revolusioner Indonesia. Namun, nama yang diusulkannya ditolak oleh Semaoen.
Sejarah Kelam G30S PKI
Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori oleh pemimpin terakhir PKI, Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit.
Di bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI semakin nyata walaupun diperoleh melalui sistem parlementer.
Menurut Arnold C. Brackman yang dikutip dalam buku "Api Sejarah 2" oleh Ahmad Mansur Suryanegara, DN Aidit mendukung konsep Khrushchev, yakni
"If everything depends on the communist, we would follow the peaceful way (bila segalanya bergantung pada komunis, kita harus mengikuti dengan cara perdamaian)."
Pandangan itu disebut bertentangan dengan konsep Mao Ze Dong dan Stalin yang secara terbuka menyatakan bahwa komunisme dikembangkan hanya dengan melalui perang.