Ia juga mengatakan, pada musim kemarau permukaan air Danau Sentani yang terletak di Kabupaten Jayapura itu surut karena pasokan air dari sumber mata air Cyclops berkurang menjadikan volume air danau berkurang.
Karena surut, benda-benda purbakala berupa tinggalan megalitik yang berada di dalam air mulai muncul di permukaan air sehingga benda-benda megalitik muncul dan terlihat.
Hari Suroto juga menjlasakan, biasanya saat kondisi permukaan air Danau Sentani sedang pasang, tinggalan-tinggalan megalitik itu hanya terlihat samar-samar berada dalam air.
Baca Juga: Hati-hati, Jika Merasakan Gejala ini Cepat Isolasi Mandiri
Baca Juga: Vanuatu, Negara Seujung Kuku dengan Luas 12 Km dan Jumlah Rakyat Ratusan Ribu Berani Usik Indonesia
"Namun, kali ini berbeda, terlihat sangat jelas ketika air Danau Sentani surut," terangny
Ia mengemukakan bahwa kondisi itu terlihat di Pulau Asei, pulau kecil di tengah Danau Sentani bagian timur.
Tinggalan menhir yang sebelumnya berada di dalam air, sekarang tampak terlihat jelas, bahkan ukirannya nampak terlihat jelas sekali.
Selain itu, lanjut hari, juga papan batu di Tanjung Warakho, Kampung Doyo Lama, air danau surut, menjadikan papan batu ini tampak terlihat jelas di permukaan tanah tepi danau.
Bahkan posisinya juga masih tepat berada di posisi semula, tidak bergeser sedikitpun.